JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko meminta para pemimpin untuk lebih banyak mendengar suara rakyat daripada asal bicara. Termasuk, mendengar kritikan mereka.
Hal itu diungkapkan Moeldoko dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta pada Minggu 11 September 2022.
Lebih jauh Moeldoko yang juga mantan Panglima TNI itu menjelaskan, sikap mau mendengar rakyat berarti juga tidak mengambil jarak dengan rakyat. Ia sendiri melakukan itu sejak masih aktif di TNI Angkatan Darat dengan pangkat Letnan Dua hingga sekarang.
“Saat itu, saya punya gagasan dan imajinasi untuk TNI AD ke depan. Tapi karena ada jarak antara pimpinan dan atasan, saya pun tidak berani menyampaikan apa yang saya pikirkan. Baru 20 tahun setelah jadi Panglima, ide itu saya wujudkan,” cerita Moeldoko mengenang.
Ketika menjadi Panglima TNI dan kini sebagai Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko tetap melakukan hal yang sama yaitu lebih banyak turun ke lapangan untuk mendengarkan aspirasi para prajurit dan masyarakat.
“Saat jadi Panglima, saya bikin TNI Mendengar. Program ini saya bawa saat saya menjadi Kepala Staf Kepresidenan. Ada KSP Mendengar. Ini sarana untuk mendekatkan istana dengan rakyat,” jelasnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu meneruskan, “Saya juga tidak pernah membatasi diri dalam menampung ide-ide staf di KSP. Siapa pun bisa ketemu dan bicara dengan Saya. Kalau kalian tidak percaya, silahkan buktikan datang ke KSP.” (Sander)