JAKARTA, Koranmadura.com – Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono mengaku, Suharso Monoarfa adalah guru dan mentor politiknya. Karena itu, dia tetap berhubungan baik dengan Menteri/Kepala Bappenas itu.
Hal itu disampaikan Muhammad Mardiono setelah menyerahkan salinan keputusan perubahan pengurus PPP dari Kementerian Hukum dan HAM kepada Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Senin 12 September 2022.
“Hubungan kami dengan beliau, Suharso Monoarfa, tetap baik karena beliau adalah guru saya, mentor saya, sahabat saya. Jadi tidak ada jarak saya dengan beliau. Jadi tidak ada perpecahan di PPP,” ujar Muhammad Mardiono.
Dia juga yakin, meski tidak lagi menjabat sebagai ketua umum, Suharso Monoarfa tetap kader PPP dan berjuang untuk sama-sama membesarkan salah satu partai politik tertua di Tanah Air tersebut.
“Jadi karena PPP partai kader partai, yang paling tua mungkin di negeri ini, tentu siapa pun pemimpinnya kami semua tetap PPP. Insyaallah prinsip kader tidak akan terpengaruh pada pergantian kepemimpinan,” tegas Mardiono.
Muhammad Mardiono mengkudeta posisi Suharso Monarfa dari kursi ketua umum PPP lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) di Serang, Banteng, Minggu 4 September 2022 lalu. Ketika itu, Suharso Monoarfa sedang melakukan kunjungan ke luar negeri.
Pencopotan Suharso Monoarfa dilakukan karena ketidakpuasan kader atas pernyataannya tentang “amplop untuk kia” yang menyinggung perasaan para ulama. Pencopotan itu juga untuk menjaga kesolidan PPP menyambut Pemilu 2024.
Meski sudah dicopot dari posisi ketua umum, Muhammad Mardiono tidak akan mengganggu gugat posisi Suharso Monoarfa di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Jokowi dan Wapres KH Ma’ruf Amin.
Justru Suharso Monoarfa diberi kesempatan untuk lebih fokus menjalankan tugasnya sebagai menteri, terutama menyambut agenda internasional Konferensi Tingkat Tinggi G-20. Sementara Muhammad Mardiono akan lebih fokus mengurus PPP mempersiapkan Pemilu 2024. (Sander)