SUMENEP, koranmadura.com – Mengelola keuangan bukan hal gampang. Lebih-lebih di tengah kondisi ekomoni seperti sekarang. Masyarakat dituntut pandai, memilah antara kebutuhan dan keinginan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola keuangan dengan sosialisasi literasi dan inklusi keuangan.
Di Kabupaten Sumenep, OJK bekerja sama dengan Lembaga Studi Arus Informasi (LSAI) menyosialisasikan hal itu, seperti dilaksanakan pada Selasa, 27 September 2022, di Graha Soekano Sumenep.
Direktur LSAI Abrari menyampaikan kegiatan tersebut memang dalam rangka terus memberikan edukasi kepada masyarakat agar mampu mengelola keuangan dengan baik dan bijak.
“Karena mengatur keuangan itu bukan hal gampang. Apalagi jika uangnya tidak ada. Itu problem. Tapi saya yakin, kita semua punya uang yang harus dikelola dengan baik,” kata Abrari.
“Untuk itu, mari kita belajar bersama mengenai keuangan ini dari pembicara yang telah kami undang,” tambahnya.
Kepala Bagian Marketing KPO PT. BPRS Bhakti Sumekar Rino Dofantoro yang menjadi pembicara dalam kegiatan tersebut mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa, masa-masa sekarang adalah masa yang sulit dari sudut pandang ekonomi.
Bahkan, sambungnya, tahun 2023 kondisi ekonomi diprediksi akan semakin ‘gelap’. Sehingga masyarakat saat ini harus betul-betul dapat mengelola keuangan dengan baik.
Salah satu cara mengelola keuangan yang baik ialah ketika hendak membelanjakan uang, selain pertimbangan urgensitas, harus tahu situasi yang terjadi.
“Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu yang sekarang punya uang dan ingin membeli mobil atau rumah, sebaiknya ditahan dulu. Gunakan dulu yang ada. Sebab ke depan kita akan bertumpu pada uang tunai,” ujarnya.
Kecuali, sambung dia, uang yang dimiliki saat ini akan untuk dibuat beli emas. “Karena emas merupakan salah satu investasi yang diperkirakan akan terus naik,” imbuh Rino. (FATHOL ALIF/DIK)