SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melalui Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para santri.
Kegiatan pelatihan dilaksanakan di sejumlah pondok pesantren yang ada di kabupaten paling timur Pulau Madura, dan diikuti oleh 100 santri.
Pelatihan tersebut bentuk konkret dari program Wirausaha Santri Tahun 2022 yang sebelumnya telah dilaunching oleh Bupati Sumenep di Pondok Pesantren Al In’an, Kecamatab Gapura, beberapa waktu lalu.
“Ada tiga pelatihan yang kami berikan kepada para santri,” kata Kepala Disbudporapar Kabupaten Sumenep Moh. Iksan.
Tiga jenis pelatihan yang diberikan Pemkab Sumenep kepada para santri di tahun ini ialah pelatihan membatik, pelatihan membuat blangkon dan pelatihan menjahit.
Menurut Iksan, kegiatan pelatihan tersebut bertujuan memberikan serta mengasah keterampilan para santri sehingga bisa menjadi salah satu modal bagi mereka saat mencari atau membuka peluang usaha ketika sudah kembali ke kampung halamannya.
“Makanya saya meminta agar tidak cukup sampai di sini (pelatihan). Artinya, selesai pelatihan peserta itu betul-betul bisa membatik (kalau yang batik) dan hasilnya bisa dijual,” kata Iksan.
Pelatihan ini ditarget tuntas pada awal Oktober mendatang. “Insya Allah, kalau saya hitung, minggu pertama Oktober sudah selesai semua,” imbuh mantan Kabid Pemuda dan Olahraga itu.
Selain memberikan materi pelatihan, Pemkab Sumenep juga akan memberikan bantuan peralatan sebagai modal agar usai mengikuti pelatihan, mereka bisa membuka peluang usaha sesuai bidang pelatihan yang telah diikuti.
Tak cukup sampai di situ, Pemkab Sumenep juga akan membantu para peserta dalam hal pemasaran. “Di antaranya kami sudah bekerja sama dengan Diskop UKM dan Perindag agar karya anak-anak ini nanti bisa dibantu pemasarannya,” ujar Iksan.
Selain itu, sambung dia, saat ini Pemkab Sumenep sedang menggalakkan batik khas Sumenep. Termasuk belangkon. “Sehingga itu juga bisa nanti pesan batiknya kepada anak-anak yang sudah dilatih. Termasuk blangkonnnya. Termasuk saat akan menjahit batinya nanti,” tambah dia.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan, termasuk pesantren, karena sudah bersedia berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Terima kasih kepada semua pihak telah membantu Pemkab Sumenep melaksanakan pelatihan bagi para santri. Tiga pelatihan yang kami berikan itu, saat ini, memnag sangat dibutuhkan oleh pemerintah daerah,” ujarnya.
Orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini menuturkan, akhir tahun ini pihaknya akan melakukan revisi terhadap Perbup terkait seragam ASN, merupakan turunan dari Permendagri.
“Untuk hari Jumat batik kita ubah. Batik Sumenep Pakandangan. Motifnya bunga-bunga merah. Hampir sana dengan warna blankon,” ungkapnya.
Menurut dia, karena jumlah ASN di lingkungan Pemkab Sumenep banyak, sehingga juga butuh SDM yang cukup untuk memenuhi kebutuhan ASN terhadap batik dan blangkon. Termasuk tukang jahitnya.
“Makanya, dengan pelatihan ini, kami ingin menambah SDM untuk memproduksi itu semua. Salah satunya dengan menggali bakat lain dari para santri agar lebih terampil,” tambahnya.
Sekadar diketahui, pelatihan Wirausaha Santri Entrepreneur Sumenep 2022 dilaksanakan di tiga zona, yakni zona IV, V, dan I.
Di zona IV, pelatihan membantik mencakup dua kecamatan, yakni Pasongsongan dan Ambunten. Pelatihan dilaksanakan di Pondok Pesantren Darul Amin (Pasongsongan) dengan jumlah peserta 20 orang.
Sedangkan pelatihan membuat blangkon di zona IV juga mencakup dua kecamatan yakni Dasuk dan Rubaru. Pelatihan dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurut Tawwabin (Dasuk) dengan jumlah peserta juga 20 orang.
Untuk di zona V, pelatihan membuat blangkon yang mencakup Kecamatan Gapura dan Batuputih dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-In’an (Gapura). Total pesertanya 20 orang.
Sementara untuk pelatihan membatik di Zona V, yang mencakup Kecamatan Batang-Batang dan Dungkek, dilaksanakan di Pondok Pesantren Al Kirom (Dungkek). Pesertanya juga 20 orang.
Pelatihan menjahit dipusatkan di zona I, yakni di Balai Latihan Kerja (BLK)Parsanga dengan total peserta 20 orang. Masing-masing dari Kecamatan Lenteng 3 orang, Ganding 5 orang, Bluto 2 orang, Manding 4 orang, Kota 3 orang, dan Kalianget 3 orang. FATHOL ALIF/ROS/VEM