PAMEKASAN, koranmadura.com-Suhu panas di wilayah Pamekasan, Madura, Jawa Timur mengalami kenaikan ditimbang biasanya. Hal tersebut, akibat adanya matahari berada pada jalur garis khatulistiwa atau fenomena gerak semu matahari yang pada tanggal 23 September lalu berada di garis Ekuador, dan saat ini sedang bergerak ke wilayah selatan.
Kejadian ini merupakan fenomena yang normal terjadi secara periodik dua kali dalam setahun, dan tidak berkaitan dengan fenomena gelombang panas.
Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC- BPBD) Kabupaten Pamekasan, Budi Cahyono mengatakan terjadinya hal itu tidak hanya di Pamekasan. Namun se-Jawa Timur.
“Jadi sudah ada rilis dari BMKG yang mengatakan bahwa pada saat ini sampai dengan bulan Oktober itu akan ada kenaikan suhu karena posisi matahari berada pada garis khatulistiwa atau ekuator, nah itu yang yang menyebabkan panas. Sedangkan cuaca tidak ada perubahan dari BMKG, yang ada hanya memang panas matahari akan terasa sangat menyengat karena ada kenaikan suhu dari 35 derajat sampai 37 derajat celcius itu,” kata Budi Cahyono, Rabu, 28 September 2022.
Dengan adanya hal tersebut, kata Budi panggilan akrab Budi Cahyono, pihaknya meminta masyarakat untuk memperbanyak minum air dan juga mengurangi aktivitas di luar untuk menjaga kesehatan. Sebab, panas ini cukup tinggi.
“Kenaikan suhu yang terjadi di wilayah Jawa Timur ini, diharapkan masyarakat untuk menghindari dehidrasi, jangan lupa untuk memperbanyak mengkonsumsi air minum, dan kurangi aktivitas di luar rumah ya, karena situasinya suhunya juga sudah cukup panas, dan ketiga adalah konsumsi vitamin karena perubahan ini pasti akan berdampak kepada kesehatan masyarakat,” ucapnya. SUDUR/ROS/VEM