JAKARTA, Koranmadura.com – Politisi senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menjawab secara cerdas kritikan Partai Demokrat terhadap Presiden Jokowi seraya menyanjung Anies Baswedan sebagai antitesis dari Presiden Jokowi.
Kepada wartawan di Jakarta, Kamis 13 Oktober 2022, Hendrawan Supratikno menilai, Partai Demokrat terlalu simplistik membandingkan antara kinerja Presiden Jokowi dengan Anies Baswedan di Jakarta.
Lebih dari cara pandang yang sempit itu, Hendrawan Supratikno menilai, ada juga faktor dan unsur ketidakjujuran dari Partai Demokrat dalam menilai, sehingga mereka tidak melihat fakta secara objektif.
“Penggambaran yang simplistik dan tidak jujur. Yang jujur, yang senyatanya terjadi, selalu ada janji politik yang bisa digenapi, dan ada janji yang tidak terlunasi. Tinggal proporsi dan bobotnya saja ditimbang dengan obyektif. Kalau lebih banyak yang tidak ditepati, pemimpin tersebut tidak akan menorehkan legacy yang kuat,” kata Hendrawan Supratikno.
Menurut Hendrawan Supratikno, bila Partai Demokrat menempatkan Jokowi sebagai tesis dan Anies Baswedan sebagai antitesis dari Presiden Jokowi, maka hal itu lebih tepat pada aspek yang memang membedakan karakter keduanya. Jokowi adalah sosok pekerja, sedangkan Anies Baswedan kuat dalam konseptual.
“Silakan Jokowi dan Anies dianalisis dalam spektrum tesis-antitesis. Yang satu Aristotelian (kerja), lainnya Platonian (gagasan). Untuk konteks Indonesia yang akan menang sintesis, perpaduan dua kutub dalam harmoni, gotong royong,” paparnya lagi.
Karena itu, Hendrawan Supratikno menghimbau semua politisi dari partai apa pun untuk tetap menggunakan hati dan kejujuran dalam menilai fakta. Jangan sampai melakukan kritikan secara membabi buta demi elektoral pada Pemilu 2024.
“Jangan karena dahaga elektoral, kita melihat tokoh atau dunia secara hitam-putih. Itu sikap yang tidak jujur,” pungkasnya. (Sander)