KUPANG, Koranmadura.com – Penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) II Kupang bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober ternyata ingin membawa sebuah pesan penting, yaitu keharmonisan, persatuan, dan kebersamaan, seperti yang ditunjukkan oleh para pemuda pada 28 Oktober 2028.
“Ada pesan toleransi yang kuat dalam kegiatan hari ini. Para pengisi acara adalah ibu-ibu muslim dan penari seka rjagad para pemudi Hindu. Termasuk Ketua Umum Pesparani II ini adalah seorang Muslim sekaligus Wakil Ketua MUI NTT, KH Jamaludin Ahmad, serta panitia lokal yang berasal dari agama lain,” ujar Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Kardinal Suharyo dalam jumpa pers di Kupang, Kamis 27 Oktober 2022 malam.
Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia ini menambahkan perayaan Pesparani Nasional II ini diadakan bersamaan dengan perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober.
“Ada makna persatuan dan semangat persaudaraan yang mau disampaikan. Bila berkaca pada sejarah maka umat Katolik sadar bahwa Pesparani adalah peristiwa rohani dan peristiwa kebersamaan. Perayaan untuk Tuhan dan Tanah Air,” jelasnya.
Ia memberi contoh ikon toleransi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang dihubungkan dengan terowongan silahturahmi. Karena itu, dirinya berharap Pesparani Nasional II ini tidak lagi bersifat kedaerahan tetapi menjadi satu kesatuan yang kuat yang membawa nama Gereja dan Bangsa.
Keharmonisan itu tercermin juga dari kehadiran kaum muslim para seluruh rangkaian acara ini. Tidak sedikit ibu-ibu berjilbab ikut memeriahkan Pesparani II ini. Dengan begitu, Pesparani ini, kata Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, tidak hanya menjadi menjadi peristiwa iman tetapi juga sebagai ajang menjalin kebersamaan.
Salah satu contohnya, kehadiran seorang ibu bernama Siti Halima. Ia semangat datang ke pembukaan Expo Nusantara, Kamis 27 Oktober 2022 malam juga untuk berfoto bersama Mgr Ignatius Kardinal Suharyo.
“Saya beragama Islam, tetapi saya tertarik menyaksikan Pesparani ini. Saya ingin melihat langsung dan mengenal umat Katolik dari seluruh Indonesia, lebih khusus mau berfoto dengan Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo,” cerita Siti Halima. (Sander)