JAKARTA, Koranmadura.com – Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan, kematian para korban dalam Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 lalu jauh lebih ngeri dari yang beredar di televisi atau media sosial.
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF dari CCTV yang dimiliki aparat, kematian para korban dalam tragedi tersebut paling utama disebabkan oleh tembakan gas air mata yang dilakukan oleh aparat kepolisian.
Hal itu dijelaskan Mahfud MD setelah menyampaikan laporan hasil investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jumat 14 Oktober 2022 siang.
“Korban yang jatuh, prosesnya jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun medsos karena kami merekonstruksi cctv yg dimiliki oleh aparat,” kata Mahfud MD sebagaimana disaksikan di channel Youtube Sekretariat Presiden, Jumat 14 Oktober 2022.
Fakta yang didapat TIPGF, kata Mahfud MD, memperlihatkan bahwa ada korban yang keluar stadion dalam keadaan bergandengan agar sama-sama selamat.
“Ada yang saling gandengan untuk keluar bersama. Satu bisa keluar, yang satu tertinggal. Yang di luar balik lagi untuk menolong temannya, terinjak-injak, mati,” cerita Mahfud MD lagi.
Bahkan ada yang meninggal ketika sedang membantu temannya yang kesulitan bernapas, lalu kena tembakan gas air mata aparat kepolisian.
“Ada juga yang memberi bantuan pernafasan, karena satunya sudah tidak bisa bernapas. Satunya membantu, kena semprot juga, mati. Itu ada di situ, lebih mengerikan daripada yang beredar,” papar Mahfud MD.
Lebih lanjut Mahfud MD menjelaskan, “Kemudian, yang mati dan cacat dan sekarang kritis, itu dipastikan terjadi karena desak-deskan setelah ada gas air mata yang disemprotkan. Itu penyebabnya.”
Terkait tingkat keberbahayaan atau racun pada gas itu, kata Mahfud MD, sekarang sedang diperiksa oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Tetapi apa pun hasil dari BRIN itu tidak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata,” pungkas Mahfud MD. (Sander)