JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR Puan Maharani mendorong para pimpinan parlemen negara-negara anggota G20 untuk memastikan perdagangan pangan dan komoditas pertanian berjalan terbuka, adil, transparan, dan non diskriminatif.
“Tindakan pembatasan hanya akan mengancam rantai pasok dan perdagangan pangan global yang berimbas paling besar bagi negara-negara berkembang dan negara miskin,” kata Puan Maharani saat memimpin sidang KTT P20 sesi kedua di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis 6 Oktober 2022.
Di bawah tema ‘Keamanan Pangan dan Energi serta Tantangan Ekonomi’, Puan Maharani menyoroti soal krisis pangan dan energi global yang diperparah akibat pandemi, perubahan iklim, dan ketegangan geopolitik.
Lebih lanjut Puan Maharani menjelaskan, berdasarkan data World Food Program, sebanyak 828 juta orang menderita kelaparan pada 2022. Sementara kenaikan harga pangan mencapai 21% di tahun 2021.
“Dunia perlu ambil tindakan segera untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dan energi, serta memulihkan gangguan rantai pasok,” tegas Puan Maharani.
Menurut Puan Maharani, berbagai tantangan menegaskan bahwa kolaborasi inklusif antara semua pemangku kepentingan mutlak dilakukan. Terutama dengan lembaga keuangan internasional, sektor swasta, dan like minded countries.
“Kolaborasi harus diikuti dengan alih teknologi yang saling menguntungkan. Kita juga perlu untuk terus mendorong kebijakan transisi kepada energi bersih dan terbarukan. Parlemen harus berperan dalam kolaborasi ini sebagai lembaga yang membawa aspirasi rakyat,” sebut Puan Maharani.
Dia meneruskan, “Solidaritas dan kerja sama multilateral juga harus diarahkan untuk membantu negara yang paling terkena dampak krisis yakni untuk menjawab kebutuhan jangka pendek dalam ketahanan pangan dan energi, serta memperkuat stabilitas keuangan global.”
Puan Maharani menyatakan, pemerintah membutuhkan peran serta parlemen yang lebih kuat dalam upaya mengatasi tantangan global, membangun ketahanan pangan dan energi, serta mempercepat pemulihan ekonomi.
Untuk itu, penting sekali bagi parlemen berkolaborasi demi menjamin akses pangan dan energi, serta menjawab tantangan ekonomi.
“Khususnya melalui fungsi penganggaran, pembuatan undang-undang, dan pengawasan yang kita miliki,” urai Puan Maharani.
Dengan kolaborasi bersama, terutama antara negara G20 sebagai sebagai ekonomi terbesar di dunia, Puan menyebut tantangan terhadap tingginya harga pangan dan energi serta lambatnya pertumbuhan ekonomi global dapat dikelola dengan lebih baik. (Sander)