JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, Azerbaijan menjadi mitra dagang strategis bagi Indonesia. Pasalnya, volume perdagangan kedua negara terus meningkat. Pada 2021 saja, volume perdagangan kedua negara mencapai 200 juta dolar Amerika Serikat.
Hal itu diungkapkan Puan Maharani saat menggelar pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Azerbaijan, Sahiba Gafarova, di Jakarta, Rabu 5 Oktober 2022, menjelang pembukaan Koferensi Tingkat Tinggi Para Pimpinan Parlemen Negara G20 atau KTT P20 pada Kamis 6 Oktober 2022 ini.
“Indonesia dan Azerbaijan memiliki potensi kemitraan dagang yang prospektif untuk dikembangkan, terutama terkait sektor migas dari Azerbaijan dan sektor non-migas dari Indonesia,” urainya.
Sehubungan dengan itu, Pemerintah Indonesia dan Azerbaijan telah menandatangani Memorandum of Understanding di bidang kerja sama energi pada 30 April 2021. Sebanyak 50 WNI saat ini bekerja sebagai tenaga ahli di bidang energi di Baku, Azerbaijan.
“Saya berharap hal tersebut dapat berkontribusi pada pengembangan sektor migas Azerbaijan. Saya juga berharap kerja sama ini dapat meningkat ke level yang lebih tinggi dan menciptakan keuntungan timbal balik antarkedua negara serta mendorong urgensi solusi inovatif oleh negara melalui transisi energi,” ucap Puan Maharani.
Puan Maharani meneruskan, “Dalam kesempatan ini saya juga mendorong kedua pemerintah untuk meningkatkan peran swasta dalam kerja sama B-to-B di sektor energi.”
Puan Maharani juga menggarisbawahi kerja sama bidang pendidikan, sosial, dan budaya di antara universitas di Azerbaijan dan Indonesia.
Terkait itu, sejak 2012, Center for Indonesian Studies yang dibentuk di Azerbaijan University of Languages (AUL) telah berhasil mempromosikan bahasa dan budaya Indonesia di Azerbaijan.
Kemudian sejak tahun 2016 hingga 2019, Indonesia telah menggelar 4 festival budaya di Baku, ibu kota Azerbaijan.
“Azerbaijan dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, terutama dalam aspek sosial budaya. Budaya merupakan ‘jembatan’ yang dapat menyatukan orang dan bangsa,” sebut Puan.
Azerbaijan pun diketahui telah merencanakan peyelenggaraan Pekan Budaya Azerbaijan pertama di Indonesia pada tahun 2020, tetapi tertunda karena adanya pandemi Covid-19.
Puan berharap Azerbaijan dapat mewujudkan acara budaya tersebut setelah pandemi Covid-19 mulai membaik. “Saya juga berharap kerja sama saling mendukung dalam fora regional dan internasional dapat terus berlangsung,” harapnya.
Dalam kesempatan itu, Puan Maharani juga menyoroti konflik yang berlangsung antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Dia mendorong kedua negara menyelesaikan konflik tersebut secara damai lewat dialog.
“Saya berharap kedua pihak bisa menahan diri untuk mencegah lebih banyak jatuhnya korban jiwa, dan mengutamakan penyelesaian konflik melalui dialog dan diplomasi,” tutup Puan Maharani. (Sander)