JAKARTA, Koranmadura.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bekerja keras untuk membangun infrastruktur tata kelola yang baik dan transparan dan menunjukkan prestasi capaian BUMN dalam angka-angka yang menunjukkan pertumbuhan signifikan.
Situasi global masih banyak tantangan, setelah pulih dari pandemi, dunia dihadapkan pada konflik geopolitik dan selanjutnya ancaman resesi.
“Meski dikelilingi situasi yang penuh ketidakpastian dan tantangan, Kementerian teguh pada agenda transformasi dalam Peta Jalan BUMN 2020-2024,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir pada peluncuran laporan tahunan konsolidasi Kementerian BUMN di Jakarta, 28 September 2022 lalu, seperti dilansir bumn.go.id, Kamis (6/10/2022).
Laporan tahunan konsolidasian Kementerian BUMN ini adalah kali pertama dikeluarkan oleh Kementerian BUMN sebagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan BUMN kepada publik.
“Layaknya laporan tahunan korporasi, Kementerian BUMN berupaya profesional, transparan dan akuntabel dalam mengelola BUMN yang merupakan aset bangsa Indonesia yang material. Oleh sebab itu, laporan tahunan ini juga menerapkan standar laporan keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi umum perusahaan dan dalam proses penyiapannya, sudah dilakukan audit terbatas untuk menjaga integritas angka-angka yang material” kata Erick.
Lebih jauh Erick menjelaskan, kementerian BUMN telah melakukan transformasi melalui empat inisiatif program, yaitu: Transformasi penyehatan dan penyelamatan BUMN strategis (termasuk restrukturisasi Garuda, Waskita, Jiwasraya dan PTPN);
Transformasi atas struktur Portofolio BUMN, melalui pembentukan klaster dan penajaman masing-masing klaster dengan pembentukan holding BUMN;
Transformasi tata kelola dan manajemen risiko yang menyeluruh baik pada tingkat Kementerian maupun pada tingkat BUMN dan peningkatan kualitas SDM BUMN yang lebih inklusif; dan Penciptaan terobosan-terobosan model bisnis dan inovasi baru termasuk pembentukan Holding Ultra Mikro (antara BRI, Pegadaian dan PNM), Business model Innovation and Technology Leadership).
“Transformasi yang kita lakukan, terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN dan itu tercermin dari angka-angka yang bisa dijadikan indikator, mulai dari laba, margin EBITDA, peningkatan penjualan hingga penurunan rasio utang pendanaan terhadap total investasi tertanam sebagai hasil inisiatif restrukturisasi yang kami lakukan,” imbuh Erick.
Dari laporan laba rugi konsolidasi Portofolio BUMN, dapat dilihat kinerja perekonomian secara keseluruhan. Pendapatan konsolidasi tahun 2021 meningkat menjadi IDR2.292,5 triliun, atau tumbuh 18,8% dibandingkan tahun 2020. Hal ini didorong oleh pertumbuhan harga komoditas global, peningkatan penjualan akibat peningkatan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan akibat pemulihan sebagian kegiatan ekonomi di beberapa klaster.
Sementara margin EBITDA –sebagai indikasi efisiensi operasional– mengalami peningkatan menjadi 20,4% di tahun 2021 terutama disebabkan perbaikan efisiensi pada beban operasional tidak langsung. Adapun restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman pada tahun 2021 mengakibatkan penurunan beban bunga konsolidasi dari semula IDR91,5 triliun di tahun 2020 menjadi IDR73,5 triliun di tahun 2021.
Pertumbuhan penjualan, perbaikan margin operasi, penurunan beban bunga akibat restrukturisasi dan penurunan kerugian kurs, pada akhirnya memberikan kontribusi positif yang mengakibatkan laba bersih tahun 2021 meningkat menjadi IDR124,7 triliun atau naik 838,2% dibandingkan tahun 2020 sebesar IDR13,3 triliun.
Erick juga menambahkan, salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN. Per 31 Desember 2021 jumlah BUMN turun dari 108 entitas menjadi 92 entitas sesuai tanggal konsolidasi laporan keuangan holding. Dari jumlah ini, 7 BUMN telah diproses untuk likuidasi sedangkan sisanya diharapkan akan terkonsolidasi menjadi 41 entitas BUMN pada akhir 2022.
“Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhada kinerja BUMN,” tutup Erick. (Kunjana)