JAKARTA, Koranmadura.com – PDI Perjuangan masih menjadi partai paling depan untuk memenangkan Pemilu 2024. Itu tergambar dari hasil survei Lembaga Survei Indekstat Indonesia yang dirilis Minggu 6 November 2022.
Lembaba ini melakukan survei pada 10-19 Oktober 2022. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error ± 2,8% pada tingkat kepercayaan 95%. Wawancara dilakukan secara tatap muka langsung dengan pewawancara yang telah dilatih.
Responden ditanya secara tertutup dengan menunjukkan lambang partai dan nama partai, “Jika Pemilihan Umum Legislatif dilaksanakan hari ini, partai politik apa yang akan I/B/S pilih?”.
Hasilnya, PDI Perjuangan mendapatkan elektoral tertinggi dengan persentase 23,2%. Disusul Partai Gerindra di posisi kedua dengan perolehan 12,5%, Partai Golkar di tempat ketiga dengan 9,9% serta PKB dan Demokrat di posisi keempat dan kelima masing-masing dengan 9,0% dan 7,5%.
“Peta konstelasi elektoral hari ini menunjukkan bahwa jika pemilihan umum (pemilu) diadakan sekarang, PDI Perjuangan akan mendapatkan suara terbanyak, 23,2 persen naik dari perolehan Pemilu 2019,” kata Deputi Direktur Eksekutif Indekstat, Rikola Fedri dalam keterangan pers tertulisnya.
Rikola Fedri meneruskan, “Urutan kedua diperebutkan oleh Gerindra, Golkar, dan PKB. Ketiganya berada dalam rentang margin of error, Gerindra mendapatkan elektabilitas sebesar 12,5 persen, Golkar 9,9 persen, dan PKB 9,0 persen.”
Sementara itu, Demokrat didukung 7,5% suara, PKS 7,1%, NasDem 3,2%, PPP 3,0% dan PAN 2,1%. Partai-partai lain mendapatkan suara di bawah 2,0 persen. Masih ada 20,3% pemilih yang belum menentukan pilihan.
Indekstat juga melakukan survei tentang tren elektabilitas partai politik dalam kurun waktu 1 tahun terakhir (Oktober 2021 – Oktober 2022). Hasilnya, mayoritas partai politik cenderung tidak ada perubahan trend elektoral secara signifikan.
“PDI Perjuangan dalam rentang toleransi kesalahan, tetap stabil di angka 21–23%, Gerindra mengalami peningkatan elektoral dari 9,1% di Oktober 2021 menjadi 12,5% per hari ini, sementara Golkar dan PKB cenderung stabil di rentang 9,0% – 9,9%,” ujarnya lagi.
Adapun tren elektabilitas Demokrat dalam kurun waktu satu tahun terakhir cenderung stabil di rentang 7,1 – 7,5% dan PKS berada di rentang 6,0 – 7%.
Untuk partai–partai yang masih berada di bawah Ambang Batas Parliamentary Threshold seperti Nasdem dan PPP, dalam satu tahun terakhir cenderung masih stagnan di rentang 3,0 – 3,2%. PAN masih stagnan di rentang 1,8 – 2,1%.
Partai-partai yang pada 2019 lalu tidak lolos ke parlemen, cenderung hari ini masih memiliki trend electoral di bawah 2,0%.
Dalam Temuan Survei Indekstat, didapatkan pemilih yang sudah mantap terhadap pilihannya sebesar 69,8%, Angka ini terbilang sangat tinggi di situasi 1 tahun sebelum pemilu.
Menurut Rikola, jika tidak perubahan strategi kampanye yang terstruktur dan masif dari setiap masing–masing partai, maka besar kemungkinan 1 tahun ke depan atau Oktober 2023 tidak akan ada perubahan signifikan terhadap elektabilitas masing–masing partai.
Rikola juga mengutarakan jika trend ini terus berlanjut, besar kemungkinan hanya akan ada 7 partai politik yang aka lolos ke senayan pada pemilu 2024 nanti. (Sander)