BANGKALAN, koranmadura.com – Kebutuhan vaksin sapi di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur membeludak. Sebab, untuk mengirim sapi ke luar daerah, sapi tersebut sudah divaksin minimal satu kali.
Salah satu pedagang sapi, Moh Ali menyampaikan, selama penyakit mulut dan kuku (PMK), dirinya hanya bisa mengirim sapi ke luar daerah dua kali. Hal ini disebabkan peraturan yang ketat. Minimal sapi potong divaksin satu kali.
“Kalau tidak divaksin tak dapat surat izin lalu lintas sapi. Saya mengajukan vaksinasi tapi tidak bisa, karena sudah habis,” kata dia, Jumat, 30 Desember 2022.
Ali, sapaan akrab Moh Ali merasa bingung atas nasib yang ia alami. Sebab, dirinya mengaku sudah terlanjur beli sapi untuk persiapan pengiriman ke Kalimantan Barat (Kalbar). Sedangkan biaya perawatan terus bertambah.
“Jika masih menunggu ketersediaan vaksin pada Januari tahun 2023, maka biaya perawatan membengkak, sedangkan harga sapi tetap saja,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan (Disnak) Bangkalan, drh Ali Makki mengaku sempat kewalahan menghadapi permintaan pedagang sapi. Sebab, stok vaksin di Bangkalan sudah habis.
“Memang dari pedagang sapi banyak bertanya stok vaksin. Tapi di Bangkalan sudah habis. Sejak 10 Desember realisasi vaksinasi dilaporkan ke pusat,” kata dia.
Namun melihat nasib pedagang sapi, pihaknya meneruskan permintaan vaksin dari para pedagang kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Beruntungnya, ada solusi jangka pendek yang diberikan Pemprov.
“Alhamdulillah kami mendapat vaksin dari kabupaten yang serapan rendah sebanyak 2500 vaksin. Semoga cukup memenuhi kebutuhan pedagang,” kata dia. (MAHMUD/ROS/VEM)