JAKARTA, Koranmadura.com – Indonesia akan terus melakukan transformasi untuk menjadi negara yang memiliki ekonomi berpendapatan tinggi dengan cara yang lebih inklusif dan berkeadilan. Salah satunya dengan mengembangkan sektor manufaktur. Sebab manufaktur adalah transformasi perekonomian Indonesia.
Demikian dikemukakan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara The Launch of the World Bank Indonesia Economic Prospects Report di Jakarta pada Kamis (15/12/2022), seperti dilansir kemenkeu.go.id.
Sri Mulyani mengungkapkan, pengembangan sektor manufaktur akan memberikan manfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan formal dengan kualitas yang lebih tinggi dan gaji yang lebih baik untuk tenaga kerja.
Menurut Menkeu, perekonomian Indonesia saat ini masih dominan dikuasai oleh sektor informal, khususnya sektor perdagangan, sehingga sangat sulit untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hanya dengan mengandalkan sektor perdagangan yang cenderung informal.
“Tidak hanya nilai tambah, namun bisa lebih sehat dan lebih baik dalam hal ini untuk tenaga kerja, tetapi juga untuk modal,” ujar Sri Mulyani.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengembangkan industri manufaktur adalah dengan melakukan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) juga mengadopsi substitusi impor. Kondisi ini diperkuat dengan neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus selama 30 bulan berturut-turut hingga US$ 44 miliar yang didukung oleh ekspor komoditas SDA mentah akibat ledakan harga komoditas di level global.
“Surplus perdagangan ini didukung karena sebagian bahan mentah sekarang telah diproses dan menciptakan nilai perdagangan kita yang lebih berkelanjutan dan lebih tinggi,” tutup Menkeu. (Kunjana)