JAKARTA, Koranmadura.com – Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin) menilai, menjadi pekerja migran adalah pilihan logis akibat sulitnya mendapatkan pekerjaan di dalam negeri. Pilihan itu juga dipicu oleh banyak faktor.
“Menjadi pekerja migran adalah pilihan rasional, faktor paling inti adalah ingin mendapatkan penghasilan dan kehidupan yang lebih baik dan lebih layak untuk keluarganya dan masa depannya,” katanya saat menjadi Keynote Speaker dalam peringatan Hari Migran Internasional di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) secara virtual di Lombok Timur, Minggu 18 Desember 2022 lalu.
Mantan Menakertrans ini menyatakan, keputusan menjadi migran tidak dapat dihindari ketika pertumbuhan angkatan kerja di dalam negeri tidak sebanding dengan pertumbuhan kesempatan kerja, terutama di daerah kantong PMI di pelosok-pelosok desa.
“Karena itu, karena bekerja adalah hak asasi manusia maka negara wajib hadir untuk memberikan jaminan kesempatan kerja dan perlindungannya,” tegasnya.
Muhaimin Iskandar meneruskan, “Saya yakin dan percaya, di tangan Menaker Ibu Ida Fauziyah mampu mengatasi itu semua dengan baik dan elegan.”
“Kenapa?, karena 70% PMI kita masih didominasi kaum perempuan, tentu sesame perempuan jauh lebih mudah untuk mendapatkan human touch karena sesame perempuan. Seperti layaknya seorang ibu kepada anaknya,” sambungnya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini lantas mengusung semangat bangkit bekerja setelah lebib dari dua tahun masyarakat Indonesia bekerja keras melawan pandemi covid-19.
Menurutnya semangat bangkit bekerja adalah suatu keniscayaan dan relevan, di mana penempatan PMI 2 tahun vakum akibat covid-19.
“Membangkitkan semangat dan optimisme harus terus kita bangun di tengah kondisi ekonomi dunia yang abu-abu ini, karena hal itu merupakan pondasi dasar untuk berlangsungnya kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Acara yang dikemas dengan Indonesian Migran Worker Awards (IMWA) 2022 itu dihadiri pula oleh Menaker Ida Fauziyah, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Perwakilan RI di negara-negara penempatan PMI beserta para Atnaker, staf teknis, Kabid Naker yang mengikuti secara online di negara-negara penempatan. (Sander)