JAKARTA, Koranmadura.com – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersilaturahmi dengan para kiai sepuh dan pimpinan pondok pesantren (Ponpres) di Jawa Timur di Surabaya, Senin 26 Desember 2022.
Dalam pertemuan tersebut, para kiai berharap Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tetap kompak hingga pencalonan presiden dan wakil presiden nanti.
Adapun kiai-kiai sepuh yang hadir di antaranya, KH Nurul Huda Jazuli, Gus Abdurrahman Kautsar dari Ponpes Ploso Kediri, dan KH Anwar Mansur dari ponpes Lirboyo.
Juga ada KH Ubaidilah Faqih ponpes Langitan Tuban, KH Fuad Nurhasan ponpes Sidogiri Pasuruan, KH Ali Masyhuri Sidoarjo, Lalu KH Marzuki Mustamar Malang, KH Abdul Matin Tuban, dan KH Ahmad Faiz Abdul Haq ponpes Nurul Jadid Probolinggo.
Selain mereka hadir juga Gus Fahim Ruyani dari Ponpes Ploso Kediri, KH Cholil Nawawi Jalil dari Ponpes Sidogiri Pasuruan, Gus Adibus Soleh Anwar dari Ponpes Lirboyo Kediri, Lora Karrol Schal dari Ponpes Syaikhona Kholil Bangkalan, Gus Aliki Banyuwangi, dan Gus Alawi Ubaidilah Faqih Ponpes Langitan Tuban.
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang turut hadir dalam pertemuan itu mengatakan, Prabowo Subianto banyak mendengarkan masukan dari para kiai sepuh yang merupakan pimpinan dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur.
Mereka, kata Ahmad Muzai, juga berdiskusi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Peran kiai dan Nahdlatul Ulama begitu penting dalam menjaga keutuhan negara.
“Mereka bersilaturahmi dengan Menteri Pertahanan di Surabaya selama 2,5 jam. Dalam pertemuan yang berlangsung santai dan khidmat ini Menhan banyak mengemukakan tentang pentingnya menjaga keutuhan negara,” katanya.
Dia meneruskan, “Dan selama ini para kiai dan NU selalu menjadi faktor penting bagi keutuhan negara. Di saat-saat yang genting kiai-kiai dan NU selalu tampil menyelamatkan negara.”
“Seperti tahun 1945 dalam peristiwa 10 November di mana fatwa jihad telah jadi bukti dan contoh bagi perjuangan bangsa kita. Demikian juga semasa berbagai macam pemberontakan terjadi, NU telah mengambil peranan penting guna menyelamatkan negara. Termasuk di tahun 1965 saat peristiwa G30S PKI dan tahun 1998 pada masa peralihan kekuasaan Orde Baru ke reformasi,” imbuh Wakil Ketua MPR itu.
Ahmad Muzani melanjutkan, karena itu NU menjadi faktor pengaman yang cukup dominan bagi negara. NU juga mengajarkan Islam yang teloran dan sangat menghargai perbedaan. Karena itu pertahanan negara yang melibatkan para ulama dan ponpok pesantren NU menjadi suatu hal yang sangat penting.
“Kepada Pak Prabowo para kiai sepuh juga berharap agar pondok pesantren jangan dianaktirikan. Memang nyatanya banyak santri di ponpes-ponpes yang memiliki kemampuan dan pemikiran luar biasa. Mestinya itu bisa digunakan bagi kepentingan negara lainnya, tidak hanya di ponpes,” papar Ahmad Muzani lagi.
Para kiai juga berpesan agar Partai Gerindra dan PKB untuk tetap solid menguatkan kerja sama politik. Di akhir acara dilakukan doa bersama yang dipimpin oleh KH Nurul Huda Jazuli dari Ponpes Ploso Kediri.
“Para kiai berharap agar koalisi yang dibangun antar Gerindra dan PKB dapat terus dilanjutkan dalam pencalonan ke depan,” pungkas Ahmad Muzani. (Sander)