SEMARANG, Koranmadura.com – Indonesia harus meraih dan memperkuat pasar ekspor di berbagai negara di dunia untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Salah satu strategi yang gencar dilaksanakan yaitu melakukan perluasan pasar ekspor melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.
Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada Kuliah Perdagangan di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (2/12/2022), seperti dilansir kemendag.go.id.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB Undip) ini turut hadir Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Kepala BK Perdag Kasan, dan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Undip sekaligus Ketua Free Trade Agreement (FTA) Center Semarang Suharnomo.
“Salah satu bentuk kolaborasi yang dilakukan Indonesia di bidang perdagangan adalah kerja sama dengan berbagai negara. Besarnya potensi pasar nontradisional seperti Asia Selatan, Asia Tengah, dan Afrika harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Kementerian Perdagangan sudah menyelesaikan banyak perjanjian antarnegara serta terus mengembangkan misi dagang ke negara-negara potensial tersebut,” terang Mendag.
Menurut dia, Kementerian Perdagangan telah membuat toll way melalui perjanjian antarnegara. Hal tersebut untuk mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan nilai ekspor.
Sedangkan, dari sisi dalam negeri, Indonesia harus semakin kompetitif dengan menghadirkan produk dengan nilai tambah, penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta melalui kolaborasi pemerintah daerah dengan BUMN.
“Trade Expo Indonesia yang baru saja diadakan oleh Kementerian Perdagangan adalah contoh nyata kolaborasi yang mendatangkan banyak manfaat. Selama penyelenggaraan, nilai total transaksi yang tercatat tidak kurang dari US$ 10 miliar. Banyak partisipasi pihak terkait di dalamnya. Seperti para Duta Besar yang mendatangkan buyer dan juga pemerintah daerah yang sangat mendukung UMKM di wilayahnya untuk mengikut acara tersebut,” jelas Mendag.
Zulkifli Hasan menjelaskan, tren konsumen kini berpihak pada produk lokal dan UMKM. Salah satunya karena UMKM cenderung lebih ramah lingkungan. Selain itu, pemasaran digital juga sangat memudahkan promosi dan transaksi. Hal ini merupakan peluang bagi generasi muda.
Untuk itu, Mendag mengajak mahasiswa untuk proaktif dalam mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045. “Saat ini, banyak produk UMKM hasil karya anak muda yang potensial untuk diekspor dan dipasarkan di berbagai pasar nontradisional. Kuncinya adalah kerja sama dan jeli dalam menggunakan waktu dan segala fasilitas yang ada,” tegas Mendag.
Sementara Kepala BK Perdag Kasan menambahkan, arah kebijakan Kementerian Perdagangan untuk perdagangan hijau Indonesia di antaranya menempatkan produk dan investasi ramah lingkungan ke dalam skema penurunan tarif dalam kesepakatan kerja sama FTA maupun non-FTA serta melakukan edukasi mengenai produk atau layanan jasa yang ramah lingkungan kepada pelaku ekonomi.
“Kementerian Perdagangan melihat urgensi bagi perdagangan hijau Indonesia. Untuk itu, Kemendag memandang penting masa transisi dan membantu pelaku usaha menuju perdagangan hijau dengan menerapkan strategi dan program kerja di bidang perdagangan yang secara persisten mempromosikan produk-produk ramah lingkungan,” pungkas Kasan. (Kunjana)