SAMPANG, koranmadura.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta KP) Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, mengklaim sudah maksimal mengupayakan agar pupuk bersubsidi tidak langka.
Namun menurut Kepala Disperta KP Kabupaten Sampang Suyono, di akhir tahun 2022, kondisi ketersediaan pupuk subsidi di wilayahnya mengalami realokasi dari Provinsi Jatim.
“Realokasi inilah yang kemudian membuat ketersediaan pupuk di Sampang menjadi kurang. Karena perencanaan kami di tiga bulan terakhir 2022 sejak Oktober-Desember sudah pas,” katanya.
Namun, sambungnya, pihaknya sudah meminta penambahan alokasi agar kelangkaan pupuk bisa segera teratasi. Dalam waktu dekat sebanyak 360 ton pupuk Urea kemungkinan sudah bisa disalurkan. Sedangkan untuk di awal 2023 mendatang, masih menurut dia, akan ada alokasi sebanyak 31 ribu ton.
Suyono meminta kepada pihak distributor dan kios untuk mengutamakan penyaluran pupuk pada lahan-lahan pertanian yang tanamannya mulai memguning karena tidak dilakukan pemupukan dalam dua minggu terakhir sejak awal tanam.
“Kios sudah kami beritahu, dan kelompok tani yang sudah berkoordinasi dengan petugas lapangan yang menyampaikan tanamannya menguning, agar itu yang dilayani dulu,” pungkasnya.
Sebelumnya, puluhan petani di Kabupaten Sampang berbondong-bondong mendatangi Kantor Komisi II DPRD setempat. Mereka mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi yang diduga karena ulang oknum mafia.
“Aspirasi petani akan menjadi masukan buat kami, terutama untuk 2023 mendatang. Termasuk pula tadi soal mekanisme penyaluran melalui kelompok tani dengan mengintensifkan komunikasi, terus soal regulasi, nanti kami akan matangkan dengan Komisi II,” kata Suyono. MUHLIS/FAT