JAKARTA, Koranmadura.com – Komisi VII akhirnya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke Smelter Nikel PT Gunbuster Nickel Industry di Morowali Utara seusai Kebakaran yang menewaskan seorang selebgram.
Kunjungan Komisi VII DPR ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII dari Fraksi Partai Gerindra Bambang Haryadi. Komisi VII menilai, kebakaran ini tidak murni karena kelalaian manusia, tetapi juga karena ada persoalan teknis di peralatan smelter tersebut.
“Iya kami Komisi VII sudah melihat secara langsung ke lokasi kejadian. Dan kami menduga bahwa kejadian tersebut tidak murni karena kelalaian manusia, tapi cenderung karena permasalahan teknis pada peralatan di smelter tersebut,” kata Bambang Haryadi dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis 5 Januari 2022.
Dia meneruskan, “Kami tidak mendapat penjelasan utuh dari pihak perusahaan terkait penyebabnya permasalahan teknis tersebut, karena pucuk pimpinannya tidak ada.”
Menurut politisi Partai Gerindra itu, pihak Kementerian Perindustrian saja baru mengetahui kejadian tersebut pascaviral di media sosial. Itu pun lima hari setelah kejadian.
Meski demikian, Kemenperin sudah meminta pemeriksaan terkait teknis sejak tanggal 27 Desember 2022, tetapi ditolak oleh pihak perusahaan.
“Komisi VII akan segera mengagendakan untuk memanggil seluruh pihak terkait dalam waktu dekat di masa sidang yang akan dibuka minggu depan, untuk mengklarifikasi terkait permasalahan teknis yang menjadi penyebab kebakaran tersebut,” jelasnya.
Bambang Haryadi melanjutkan, “Kami tidak mendapat informasi kapan waktu terakhir perusahaan tersebut melakukan kalibrasi terhadap peralatannya yang merupakan kewajiban untuk menilai kelayakan sebuah peralatan industri.”
“Industri pengolahan nikel memiliki resiko kerja tinggi, jadi semua peralatan harus memenuhi standar uji kelayakan untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja karena unsur teknis,” jelasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, sejumlah fraksi di Komisi VII mengusulkan dibentuk panitia kerja (Panja) untuk evaluasi dan pengawasan menyeluruh karena kejadian serupa bisa saja menimpa smelter lainnya. (Sander)