JAKARTA, Koranmadura.com – Hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) memperlihatkan bahwa tingkat keterpilihan atau elektabilitas Presiden Jokowi terus menurun sehingga sulit menjadi presiden lagi pada Pilpres 2024 mendatang. Itu pun bila dia diizinkan konstitusi maju lagi untuk periode ketiga.
Dalam pertanyaan top of mind, pada survei Desember 2022 saja, elektabilitas Presiden Jokowi hanya mencapai 15,5 persen. Angka ini menurun dari angka 27,6 persen pada periode survei Mei 2021 lalu.
Hasil survei SMRC itu dipaparkan lewat tayangan Youtube SMRC TV pada Kamis 5 Januari 2023 dengan tajuk “Peluang Jokowi Kalau Jadi Presiden Lagi”.
Saiful Mujani yang merupakan pendiri dari SMCR menyatakan bahwa pada simulasi semiterbuka pun, elektabilitas Jokowi juga mengalami penurunan dari 28 persen pada Mei 2021 menjadi hanya 14,7 persen pada Desember 2022.
Bahkan, elektabilitas Presiden Jokowi kalah jauh dari Ganjar Pranowo yang tingkat elektabilitasnya mencapai 23,1 persen dan Anies Baswedan 17,2 persen.
Meski demikian, elektabilitas Presiden Jokowi mengalami tren kenaikan dan masih unggul tipis dari Prabowo Subianto yang hanya mengantongi 14,6 persen.
“Karena itu, kalau menginginkan Pak Jokowi maju lagi untuk ketiga kalinya dalam pilpres dengan asumsi bahwa dia pasti akan dipilih, datanya tidak ada. Datanya tidak menunjukkan itu,” kata Saiful Mujani.
Lemahnya dukungan ini mungkin disebabkan oleh pikiran publik yang memang menganggap Jokowi tidak akan maju dalam Pilpres. Publik sudah berpikir tentang tokoh lain seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.
“Sudah ada orang lain yang diharapkan bisa menggantikan Pak Jokowi,” lanjut Saiful.
Menurut Saiful Mujani, pemikiran untuk melanjutkan kekuasaan Jokowi karena dia dinilai bagus adalah normal. Namun hal ini akan membuat tidak ada suksesi kepemimpinan. Pemimpin yang dinilai bagus akan terus-menerus dipertahankan. Ini masalah, kata Saiful. (Sander)