SAMPANG, koranmadura.com – Gedung madrasah dengan 16 ruang kelas yang kondisi miring karena tanahnya amblas setelah diterjang hujan deras selama beberapa hari di Dusun Seddang, Desa Pelanggaran Barat, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, ternyata telah dilaporkan kepada pemerintah kabupaten setempat.
Kepada Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang, Edi Subinto mengatakan untuk menindaklanjuti peristiwa tersebut bisa dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya melalui mekanisme pengajuan atau laporan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang.
Sebab menurutnya, Disdik bersifat normatif melalui mekanisme pengajuan atau usulan dari lembaga atau yayasan kepada pimpinan untuk direncanakan di tahun mendatang. Hal tersebut dikarenakan Disdik tidak memiliki anggaran dengan katagori kebencanaan.
“Kalau SMPI-nya di bawah pembinaan Disdik Sampang. Namun, kejadian itu bisa termasuk katagori bencana sehingga kemarin sudah kita sarankan untuk melaporkan ke pimpinan dengan tembusan Disdik dan BPBD. Dan alhamdulillah sudah dilakukan. Kita sudah koordinasi dengan BPBD dan menunggu proses lebih lanjut,” terangnya, Selasa, 17 Januari 2023.
Edi Subinto juga berharap agar semua guru dan murid di yayasan tersebut bersabar dalam menghadapi musibah yang dialami saat ini.
“Atas nama Disdik Sampang ikut prihatin atas peristiwa tersebut. Mengingat peristiwa tersebut tidak ada yang menyangka, maka bagi guru dan siswa untuk bersabar memahami kondisi yang ada dan mengikuti petunjuk dan arahan dari pengurus yayasan selaku pengelola atau penyelenggara pendidikan di yayasan tersebut,” ungkapnya.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabuaten Sampang, Asroni saat dikonfirmasi membenarkan adanya surat pelaporan mengenai peristiwa tersebut.
Pihaknya mengaku akan segera turun ke lokasi kejadian bersama-sama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk memastikannya. Namun pihak belum memastikan kapan rencana untuk turun ke lokasi kejadian tersebut.
“Akan cek lapangan bersama OPD terkait, hasilnya akan diketahui setelah cek lapangan,” singkatnya.
Untuk diketahui, gedung Madrasah Nahdlatul Waton itu mulai terlihat ada tanda-tanda amblas pada Minggu sore, 1 Januari 2023 lalu. Saat itu terjadi penumpukan aliran air hujan yang pembuangan airnya tidak lagi bisa menampung dan akhirnya tergenang di halaman sekolah. Akibatnya, tanah dan pondasi bangunan madrasah berlantai dua tersebut mengalami pergerakan dan pergeseran tanah. (MUHLIS/DIK)