JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan Said Abdullah mengaku, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra adalah sahabat lama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Hubungan ini juga tertular pada hubungan dan kerja sama antara PDI Perjuangan dengan PDI Perjuangan yang sudah terjalin lama.
“Kerja sama Partai Bulan Bintang dengan PDI Perjuangan terajut sudah lama, bahkan sejak pemerintahan Ibu Megawati. Prof Yusril sering mengidentifikasikan PBB adalah ‘reinkarnasi’ dari Masyumi,” kata Said Abdullah, Kamis 12 Januari 2023, sebagaimana dikutip dari Detik.com.
Said Abdullah meneruskan, “Ideologi PBB kerap diasosiasikan dengan Masyumi, yakni Islam modern dan moderat. Masyumi dan PNI silih berganti memimpin pemerintahan pada masa orde lama.”
“PDI Perjuangan mewarisi karakter ideologi PNI dan PBB mewarisi karakter Masyumi. Jejak genealogi kedua partai sudah terajut lama. Jadi tidak ada halangan kedua partai untuk saling mendukung,” sambungnya.
Karena itu, tidak heran bila Yusril Ihza Mahendra juga tergolong dekat dengan Megawati Soekarnoputri. Komunikasi keduanya juga mencairkan komunikasi antara PDI Perjuangan dengan PBB.
“Prof Yusril Ihza Mahendra adalah sahabat lama Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan. Prof Yusril menjadi pembantu Ibu Megawati saat memimpin kabinet,” kata Said Abdullah tentang kedekatan Yusril Ihza Mahendra dengan Megawati Soekarnoputri.
Dia melanjutkan, “Prof Yusril menjadi Menteri Kehakiman saat Ibu Mega menjadi presiden. Banyak agenda reformasi dan fondasi demokrasi diletakan oleh kedua tokoh.”
Said Abdullah yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini mengungkit peran Yusril saat menjabat Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) di kabinet Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Saat itu kedua tokoh ini bahkan menjadi arsitek yang mendirikan lembaga antirasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Paling nampak adalah reformasi sektor peradilan, dengan meletakkan Mahkamah Agung lebih mandiri, termasuk banyak undang undang dan aturan pelaksana tentang hak asasi manusia, termasuk pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi diarsiteki oleh kedua tokoh bangsa tersebut,” ujarnya.
Said menyoroti pula sikap Yusril yang membuka peluang sistem pemilu proporsional tertutup atau coblos gambar partai kembali diterapkan. Dia menilai hal ini menunjukkan jalan pikiran Yusril yang matang tentang sistem ketatanegaraan.
“Pandangan Prof Yusril yang menginginkan konsep pemilu proporsional tertutup sesungguhnya menunjukkan jalan pikiran beliau yang sangat matang tentang sistem ketatanegaraan dan demokrasi. Tidak larut dengan demokrasi liberal yang berongkos mahal, dan tidak melahirkan kebijakan fundamental bagi kelangsungan dan pematangan ketatanegaraan kita,” kata Said.
Said mengatakan kerja sama antara partainya dan PBB sudah lama terajut. Said mengatakan jejak genealogi PDI Perjuangan dan PBB membuat keduanya tak ada halangan untuk saling mendukung. (Sander)