SUMENEP, koranmadura.com – Dalam kunjungannya ke Kabupaten Sumenep, Kamis 2 Februari 2023. Menko Polhukam mengunjungi ratusan guru ngaji di Kabupaten Sumenep. Dalam acara yang digelar di Masjid Fathimah binti Said Ghauzan itu, Mahfud menyampaikan suka dukanya sejak kecil dalam meniti karir hingga kini menjadi Menteri Kordintor Politik, Hukum, Dan Keamanan.
“Saya ini lahir di pelosok desa di kabupaten Pamekasan. Tepatnya di desa Waru. Dulu saya tidak pernah punya cita-cita yang aneh-aneh. Saya hanya ingin jadi ustaz dan guru ngaji. Namun setelah saya melanjutkan kuliah, cita-cita saya berubah ingin jadi hakim karena saya kuliah di jurusan itu. Lama-lama saya ingin jadi dosen, dan setelah itu ingin jadi politisi,” ujar Mahfud mengenang masa lalunya.
Semua keinginannya tersebut menurut Mahfud akhirnya tercapai. “Jadi ustaz sudah, jadi hakim saya pernah ketua MK, jadi dosen sekarang saya professor, jadi politisi saya sudah pernah jadi anggota dewan. Jadi semuanya sudah tercapai. Dan kalau saat ini saya menjadi Menkopolhukam, itu saya anggap bonus, karena saya pikiri saya tidak pernah mencita-citakannya,” tambahnya sembari tersenyum.
Menurutnya, semua cita-citanya itu bisa tercapai karena ia menjalani hidup di Negara Indonesia yang sedang aman dan kondusif. Dia mengaku tidak bisa membayangkan akan seperti apa nasibnya saat ini bila masa mudanya dulu hidup di negeri yang sedang berperang dan tidak kondusif. Ekonomi carut marut, kemanan tidak terkendali, dan orang-orang tidak bisa menempuh pendidikan dengan nyaman. Tentu akan sangat berbeda.
Oleh karenanya, menurut Mahfud, kita harus bersama-sama menjaga negeri ini agar tetap kondusif, aman, jauh dari pertikaian, dan jauh dari peperangan.
“Persatuan ini adalah aset penting kita bersama. Dengan persatuan dan kerukunan, anak-anak kita bisa menempa diri untuk menjadi lebih baik dan sukses. Dengan perstuan dan keamanan mereka bisa mengejar cita-cita mereka setinggi apa pun,” ujarnya.
Ia mengimbau, agar jangan percaya bila ada yang memprovokasi dengan mengatakan bahwa, sistem Negara ini salah karena berdasarkan Pancasila.
“Biasanya mereka bilang, buktinya Negara ini masih banyak korupsi dan lain sebagainya. Yang begitu itu sama dengan kasus pencabulan di sebuah pesantren, apakah karena satu kasus itu kemudian kita harus membubarkan semua pesantren? Tentu tidak,” terangnya.
Ia mengajak, semua elemen masyarakat senantiasa menjaga negera tercinta ini agar tetap harmonis dan rukun.
“Jangan mudah terpancing oleh gerakan radikalisme, gerakan anti pemerintah, gerakan anti Negara. Seakan-akan semua salah. Padahal negera ini dibentuk setelah melalui pemikiran dan perenungan yang panjang oleh para guru dan ulama terdahulu. Mereka memiliki argumen-argumen dan dalil yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” pungkas Mahfud. (beth)