JAKARTA, Koranmadura.com – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Christina Aryani menilai pernyataan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD tentang kondisi Papua tidak sesuai fakta di lapangan.
Terbukti, terjadi kerusuhan di Wamena, Papua, baru-baru ini yang menewaskan 10 orang warga sipil dan melukai belasan orang lainnya.
Sehubungan dengan itu, Christina Aryani meminta agar kasus kerusuhan ini diusut tuntas dan meminta pertanggungjawaban hukum dari para pelaku penembakan. Christina Aryani juga mengungkapkan belasungkawa kepada para korban meninggal dalam kerusuhan tersebut.
Hal itu diungkapkan Christina Aryanai dalam keterangan tertulisnya, Senin 27 Februari 2023 sebagaimana di kutip dari dpr.go.id, Selasa 28 Februari 2023.
“Kami mengingatkan kepada Menko Polhukam yang beberapa waktu lalu menyampaikan Papua relatif tenang setelah penangkapan Gubernur Lukas Enembe, sayangnya fakta di lapangan saat ini justru tidak mengkonfirmasi pernyataan tersebut,” katanya.
Christina Aryani juga mengutuk insiden kerusuhan yang disebut bermula karena informasi yang tidak benar alias hoaks. Dirinya meyakini, ada aktor intelektual di balik penyebaran hoaks tersebut.
“Dalam catatan kami, pola ini terus berulang dalam kejadian lain di Papua, sebar hoaks, provokasi lalu ciptakan kerusuhan,” jelasnya.
Maka dari itu, Christina mendukung pengetatan aparat untuk mengantisipasi aksi massa melihat kondisi saat ini. Dia juga meminta TNI membantu Polri di lapangan dan memastikan Papua kembali kondusif.
Kerusuhan di Wamena, Papua terjadi Kamis 23 Februari 2023 lalu menewaskan 10 orang dan 14 warga mengalami luka-luka. Selain menelan korban jiwa, kerusuhan itu juga menyebabkan 13 dibakar. (Sander)