JAKARTA, Koranmadura.com – Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Komisi VII DPR Abdul Kadir Kardin menilai, rencana pemerintah memberi subsidi kendaraan listrik kontraproduktif.
Menurutnya, kebijakan itu justru akan membuat kota-kota besar akan semakin mengalami kemacetan yang parah. Selain itu, misi untuk mengurangi emisi tidak tercapai karena kendaraan berbahan bakar fosil masih juga berkeliaran di jalan.
Hal itu diungkapkan Abdul Kadir Karding saat Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan Dirut PT PLN di Ruang Rapat Komisi VII, Senayan, Jakarta, Rabu 8 Februari 2023.
“Menurut saya, kebijakan ini sekali lagi kebijakan yang semangatnya bagus, tapi faktanya merusak banyak hal. Subsidi ini kan subsidi terbuka, mau siapa saja yang beli motor dan mobil kena (dapat) subsidi,” ujarnya sebagaimana dilansir dpr.go.id.
Dia meneruskan, “Jadi tidak ada miskin, tidak ada kurang mampu, semua bisa dapat. Artinya apa? Mobil di Jakarta (kita ambil contoh Jakarta) akan bertambah macet.”
“Karena dengan beli mobil baru, tidak mengurangi mobil lama, karena bukan konversi atau bukan penggantian, jadi asap emisinya tetap akan ada,” paparnya.
Di sisi lain, uang negara begitu banyak terbuang karena harus mensubsidi motor listrik sebesar Rp 7 juta dan mobil listrik Rp 80 juta.
“Kalau satu orang Indonesia beli satu juta mobil listrik dengan subsidi Rp 80 juta itu berapa berapa banyak subsidi yang dikeluarkan oleh negara. Sehingga mobilnya bertambah banyak, dan jalanan pun tambah macet,” jelasnya lagi.
Karena itu, kebijakan subsidi motor dan mobil listrik itu menjadi salah satu upaya untuk mendorong transisi energi ke Energi Baru dan energi Terbarukan (EBET) terlalu terburu-buru dan perlu dipikirkan lebih matang lagi dan dikaji ulang.
Ia justru mendorong PLN untuk mengawal proses transisi energi ke EBET sesuai dengan UU EBET. PLN diminta membuat gambaran nyata dan langkah-langkah konkret dalam proses pengawalan EBET ini.
“Saya mendorong pengawalan transisi energi baru dan energy terbarukan. Salah satu poinnya adalah UU tentang EBET (energi baru dan energi terbarukan) ini, banyak hal di dalamnya yang saya kira ke depan menjadi kendaraan untuk mendorong upaya kita melakukan transisi energi,” paparnya.
Dia menambahkan, “PLN sudah berusaha mendorong itu, tetapi saya ingin gambaran lebih nyata langkah-langkah konkret PLN dalam konteks soal energi baru terbarukan ini.” (Sander)