PAMEKASAN, koranmadura.com – Kirab busana atau Fashion Week yang digelar SMKN 3 Pamekasan, Madura, Jawa Timur beberapa hari yang lalu disesalkan oleh beberapa pihak, akibat tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat Gerbang Salam.
Salah satunya disampaikan koordinator Forum Silaturahmi Ulama (Fisiru) Pamekasan, KH. Modarris Abd Wahab. Menurutnya, kegiatan tersebut telah menciderai Pamekasan sebagai kota Gerbang salam, selain itu juga menciderai nilai nilai moralitas yang begitu kuat yang ada di pulau Madura.
“Pawai Fashion Week di Kabupaten Pamekasan yang dilaksanakan Kepala SMKN 3 Kabupaten Pamekasan bersama Kepala Cabang Dinas Propinsi Jawa Timur, eharusnya hal-hal yang akan melahirkan pro dan kontra tidak perlu terjadi, karena hal seperti itu masih dianggap hal tabu dan sensitif terutama bagi para ulama dan kaum pesantren,” kata Modarris Abd Wahab, Rabu, 15 Maret 2023.
Jika hal seperti itu dibiarkan, kata Darris panggilan akrab Modarris Abd Wahab maka ke depan tidak akan dianggap hal tabu oleh anak muda. Sehingga nantinya, akan terbiasa dengan hal buruk yang mendapatkan legitimasi dari stakeholder.
“Kami memohon ke depan, hati-hati dalam hal memutuskan sesuatu yang berbau negatif. Karena ini akan menjadi warisan secara turun temurun oleh anak cucu kita, penting juga untuk mengedepankan norma-norma yang selama ini tertanam di Madura, jangan sampai memperparah keadaan yang saat ini sedang digempur oleh budaya barat,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SMKN 3 Pamekasan, Miftahol mengatakan pihaknya selaku kepala SMK 3 menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pemerintah Kabupaten pemakasan dan seluruh lapisan masyarakat atas kelalaiannya pada acara gelar karya siswa pada hari Senin tanggal 13 Maret 2023, yang tidak sesuai dengan norma-norma Pamekasan sebagai kota Gerbang Salam.
“Untuk selanjutnya nya, hal ini sebagai pembelajaran bagi saya, dan seluruh sekolah untuk lebih hati-hati dalam melaksanakan berbagai kegiatan,” ungkapnya. (SUDUR/ROS/VEM)