JAKARTA, Koranmadura.com – Tiga nama calon hakim agung pilihan Komisi III DPR akan segera diajukan ke Rapat Paripurna DPR RI terdekat untuk ditetapkan sebelum kemudian diambil sumpahnya.
Ketiga calon hakim agung itu adalah calon hakim agung kamar perdata Lucas Prakoso, calon hakim agung kamar Tata Usaha Negara Lulik Tri Cahyaningrum, dan calon hakim agung kamar agama Imron Rosyadi.
Ketiga nama ini dipilih Komisi III DPR setelah melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap sejumlah nama calon hakim agung. Adapun mereka yang gagal dalam uji kepatutan dan kelayakan Komisi III ini adalah calon Hakim Ad Hoc HAM Harnoto, Heppy Wajongkere, dan Fatan Riyadhi; Hakim Agung Kamar Pidana Sukri Sulumin; serta calon Hakim Agung Kamar Pidana Annas Mustaqim, Calon Hakim Agung Kamar TUN Khusus Pajak Triyono Martanto.
“Ada tiga yang kita pilih. Itu Pak Lucas, Lulik, kemudian hakim agama Imron. Ya sudah, itu saja tiga. Itu tadi kan semua pandangan fraksi-fraksi, ketika itu kemudian ada lobi-lobi musyawarah, jadi akhirnya ketemu lah garis itu,” kata Ketua Komisi III DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto, sebagaimana dilansir dpr.go.id, Rabu 29 Maret 2023.
Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu meneruskan, “Ada yang usulkan lain, ada. Tapi itu kemudian mengerucut ke tiga itu. Setelah selesai lobi.”
Bambang Pacul mengungkapkan, lolosnya tiga calon Hakim Agung itu sudah berdasarkan keputusan fraksi melalui berbagai pertimbangan usulan dari tiap fraksi. Dia mengatakan, ketiga nama calon hakim agung yang dipilih oleh Komisi III akan segera dibawa ke rapat paripurna terdekat. “Iya dong masa sidang ini. Paripurna terdekat lah,” ujar Bambang Pacul.
Dalam memilih hakim agung, kata Bambang, karakter menjadi poin utama yang mesti dipertimbangkan. Dia menyebut kepintaran maupun kinerja yang gemilang belum cukup jika tidak disertai karakter yang baik. Apalagi, kata dia, belakangan ini Mahkamah Agung menjadi sorotan imbas sejumah hakim agung ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Makna agung itu apa? Agung kok disamperin KPK, ya, gimana, susah,” kata Bambang Pacul, politisi asal Jawa Tengah tersebut. (Sander)