SAMPANG, koranmadura.com – Kondisi Kakek Budeli (82), penderita hernia asal warga Dusun Seloros, Desa Batu Poro Barat, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, memprihatinkan.
Pasalnya, kakek lansia yang sudah tua renta ini selain hidup sebatang kara, juga harus menahan rasa sakit yang disebabkan penyakit hernia yang dialaminya selama puluhan tahun. Bahkan untuk sekadar membuang air besar harus merangkak ke halaman rumahnya. Parahnya lagi, terkadang kakek Budeli merasa kesakitan di malam harinya hingga harus berteriak meminta pertolongan.
Syamsul Arifin, seorang pemuda setempat yang kesehariannya merawat kehidupan kakek Budeli mengaku bahwa kakek Budeli dulunya sempat mendapat perawatan medis dari tenaga kesehatan kecamatan setempat. Namun perawatan yang diberikan petugas kesehatan tersebut hanya berjalan selama dua kali dan selanjutnya kakek Budeli tidak lagi mendapat perawatan medis hingga saat ini.
“Meski hanya untuk memeriksa kondisi kakek saja, sementara ini belum ada,” katanya, Rabu, 15 Maret 2023.
Dengan kondisi Kakek Budeli yang sudah cukup parah tersebut, dirinya berharap adanya perhatian kembali dari tenaga kesehatan, bahkan dirinya siap membayar pengobatan bila dibutuhkan.
“Kami bukan hanya sebatas meminta tolong, tapi kami juga siap membayar, sebelumnya kami pernah melapor ke tenaga kesehatan tapi belum ada respons,” tuturnya.
Sementara Kepala Puskesmas Banjar, Nery Meilika menyampaikan, untuk program kunjungan rumah dan pasien tersebut merupakan keanggotaan BPJS memang ada, tapi hanya untuk penyakit-penyakit tertentu yang harus dan butuh perawatan lebih.
“Nah, bapak Budeli ini, kan, menderita hernia dan ternyata butuh perawatan lebih. Jadi, tidak bisa dikunjungi terus setiap saat, tapi harus dibawa ke faskes untuk perawatan lebih lanjut supaya ketika kembali ke rumahnya nantinya bisa beraktivitas lebih baik. Jadi, tidak harus selalu memanggil nakes,” katanya.
Menurutnya, saat ini fasilitas kesehatan di Kabupaten Sampang sudah menerapkan UHC. Sehingga apabila dilakukan pemanggilan nakes tersebut masih ada prosedurnya.
“Karena UHC, semua yang sudah ber-NIK Sampang, otomatis dan seharusnya sudah punya BPJS dan seharusnya pula pasien itu mau berobat, minimal ke Puskesmas atau Polindes,” paparnya.
Mengenai Bapak Budeli yang berjalan merangkak dan tidak bisa pergi jauh ke Fasilitas Kesehatan (Faskes), pihaknya menyatakan, bahwa faskes yang ada di instansinya sudah memiliki ambulans on call gratis untuk warga. Namun lokasi penjemputan pasien disesuaikan dengan akses medan tinggal pasien.
“Tapi tidak bisa sampai ke rumahnya apabila akses jalan rumahnya tidak memungkinkan. Jadi, kakek ini harus dibantu warga dulu untuk dibawa ke ambulans. Saya juga tidak tahu medannya untuk lokasi rumah Pak Budeli itu seperti apa, apakah bisa dilewati ambulans atau tidak,” katanya.
Maka dari itu, pihaknya saat ini masih akan melakukan koordinasi terlebih dahulu, sebab sejauh ini masih belum ada laporan yang diterimanya. Sejauh ini instansinya belum menerima laporan, sehingga pihaknya tidak mengetahui persoalan penyakit yang diderita oleh kakek Budeli. Akan tetapi, pihaknya berjanji akan segera mengunjungi kakek Budeli untuk dilakukan pemeriksaan awal dan berlanjut ke tahap selanjutnya.
“Kalaupun ambulans tidak sampai ke rumahnya, setidaknya nakes terdekat kami bisa mengunjungi kakek Budeli. Untuk langkah-langkah selanjutnya, menunggu hasil pemeriksaan pertama,” pungkasnya. (MUHLIS/DIK)