MAGELANG, Koranmadura.com – Puluhan anggota Sangha dan ratusan umat Buddha dari berbagai negata seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan India, khidmat mengikuti rangkaian ritual Kagyu Monlam Indonesia XIII yang digelar di Lapangan Vitarka, Manohara Borobudur Study Center, kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Acara yang diselenggarakan Triyana Dharma Center selama tiga hari, pada Kamis sampai Sabtu (23-25/3/2023) ini bertujuan memanjatkan doa bersama untuk perdamaian, keharmonisan, keselarasan, dan kebahagiaan di seluruh dunia, khususnya Indonesia.
Aktivitas Kagyu Monlam adalah melafalkan mantra dan paritta. Pelaksanaan ritual dimulai dengan Namaskara dan pengambilan delapan sila. Dilanjutkan dengan pembacaan Tri Nusati dan Sutra Hati dalam bahasa Sansekerta.
Sejumlah biksu dan umat melakukan serangkaian kegiatan, melepas satwa, menanam pohon bodhi, mendaras sutra suci. Di sela ritual juga diisi dengan persembahan puja aroma sebagai perlambang persembahan dengan mengundang Tri Ratna, Bodhisatwa, Dewa Pelindung setempat, dan para makhluk penagih utang karma.
Persembahan puja aroma dilakukan dengan pembakaran bahan makanan berupa tepung terigu, madu, gula merah, susu bubuk, mentega, kacang-kacangan, serta kain lima warna.
Apa itu Kagyu Monlam? Kagyu, ka berarti ucapan langsung dari Buddha, gyu yakni aliran. Kagyu merupakan salah satu dari empat aliran besar agama Buddha di Tibet, (Kagyu, Nyingma, Sakya, dan Gelug). Sedangkan Monlam terdiri dari dua kata, Mon (Aspirasi) lam (Jalan). Monlam, adalah jalan untuk melakukan aspirasi agung yang berarti cara untuk mempraktikkan Dharma berdasarkan bodhicitta dengan tujuan akhir untuk mencapai ke-Buddha-an demi pencerahan dan kebahagiaan semua makhluk.
Aktivitas Kagyu Monlam Chenmo selama 3 hari dihadiri oleh lebih dari 3 Rinpoche (Guru besar) dan 20 Lama (Sangha) untuk bersama-sama mengambil 8 sila (Attasila) melafalkan mantra dan paritta suci seperti berlindung pada Tri Ratna, aspirasi agung Samathabadra, Prajnaparamita Sutra, doa aspirasi Sukhavati dan berbagai pemberkahan suci untuk meningkatkan kebahagiaan dan kesejahteraan semua makhluk.
Di samping itu, Rinpoche membabarkan Dharma yang sangat berharga, melaksanakan puja, persembahan api suci (Homa), memimpin pradaksina di mandala Borobudur serta melakukan puja pelimpahan jasa bagi leluhur (Patidana) dan semua makhluk.
Candi Borobudur dipilih sebagai area penyelenggaraan Kagyu Monlam ke-13 ini karena sejak didirikan lebih dari 10 abad silam, tak terhitung makhluk suci, Bodhisattva dan Arhat melakukan aktivitas suci dan membuat aspirasi agung di mandala Borobudur.
Selain itu, lokasinya yang berbentuk mandala mempunyai fungsi menguatkan, menyempurnakan dan memperbanyak segala persembahan dan kebajikan menjadi seluas alam semesta. Borobudur adalah satu-satunya candi dengan bentuk mandala terbesar di dunia.
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko mendukung penuh aktivitas Kagyu Monlam Indonesia XIII ini. Kegiatan bertajuk Doa untuk Perdamaian Dunia dan Kebahagiaan Semua Makhluk ini menjadi salah satu aktivasi spiritual tourism di kawasan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur.
GM PT TWC Unit Borobudur Jamaludin Mawardi, dalam siaran persnya, mengajak berbagai stakeholder untuk saling berkontribusi dan bersinergi mengakselerasi aktivitas spiritual tourism untuk mendukung keberadaan DPSP Borobudur.
“Tentunya, dukungan berbagai pihak dalam mengaktivasi program ini amat diperlukan agar kita bisa makin berkembang mempopulerkan spiritual tourism di Borobudur. Kami berharap sinergitas yang telah terjalin akan terus kita kembangkan untuk mengawal peningkatan spiritual tourism di Indonesia, khususnya di wilayah Candi Borobudur,” tutur Jamaludin Mawardi. (Kunjana)