JAKARTA, Koranmadura.com – Anak usaha PT Brantas Abipraya (Persero), PT Brantas Energi (BREN) berkolaborasi dengan PT Sarana Multi Infrastuktur (Persero) atau SMI untuk pembiayaan investasi, mendapatkan kepercayaan menerima dana hibah dari Palladium Internasional Ltd melalui Program MENTARI yakni kerja sama pengembangan Transisi Energi Rendah Karbon Pemerintah Kerajaan Inggris dengan Indonesia.
BREN menandatangani perjanjian untuk mendukung tiga proyek Energi Terbarukan tenaga air dengan total kapasitas pembangkitan sebesar 7 MW pada 28 Maret 2023. Hal ini juga merupakan bukti kontribusi BREN terhadap percepatan pengembangan energi rendah karbon di Indonesia.
“Skema keuangan ini bertujuan untuk mempercepat transisi energi terbarukan di Indonesia dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, universal dan akses energi yang inklusif. Dari total biaya pembangunan yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp 210 miliar, Pemerintah Inggris akan ikut berkontribusi sebesar Rp 21 miliar melalui hibah Program MENTARI ini,” ujar Firmansyah Ibnu Haryoso, Direktur Utama Brantas Energi, dalam siaran persnya.
Menurut Firmansyah, SMI akan memberikan pinjaman pembiayaan, memantau perkembangan proyek, dan bekerja sama dengan MENTARI dan BREN untuk memastikan aspek keberlanjutan di seluruh tahap perencanaan, pengadaan, dan konstruksi hingga pelaksanaan.

Selain dihadiri oleh jajaran Direksi Brantas Abipraya dan Jajaran Direksi serta Komisaris BREN, acara penandatanganan ini juga dihadiri oleh Ianto Jones, Head of Low Carbon Energy Kedutaan Besar Inggris, Julio Retana sebagai Ketua Tim dari Program MENTARI; dan Sylvi Juniarty Gani, Direktur Keuangan dan Investasi PT SMI.
Untuk diketahui, tiga pembangkit listrik tenaga air yang disokong dalam program ini adalah PLTM Pandanduri – NTB; PLTM Titab – Bali; dan PLTM Batanghari – Sumatera Barat, nantinya akan menggunakan bendungan eksisting yang saat ini digunakan untuk irigasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Proyek-proyek baru ini akan memberikan manfaat dengan menghasilkan listrik dari kelebihan debit air yang mengalir. Dengan banyaknya jumlah waduk di seluruh Indonesia, pengaplikasian teknologi ini sangat mungkin untuk dapat direplikasi tanpa harus memberikan dampak kepada lingkungan dan sosial.
Firmansyah menambahkan bahwa potensi pembangkit yang berbasis Energi Terbarukan sangat besar di Indonesia, salah satu pelaksanaannya adalah melalui pemanfaatan bendungan eksisting Barang Milik Negara (BMN) seperti yang dilakukan oleh BREN pada Bendungan Pandanduri, Bendungan Titab dan Bendungan Batanghari melalui skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dengan Kementerian PUPR.
Suradi, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Brantas Abipraya menyampaikan pada kondisi saat ini, interest rate untuk melakukan pinjaman investasi relatif lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang disebabkan karena isu perekonomian di tingkat global dan regional, membuat para investor terbebani. BREN sebagai investor pada sektor pembangkit Energi Terbarukan sangat terbantu dengan adanya Program MENTARI.
Diharapkan program ini dapat berlanjut untuk membantu aspek finansial investasi dan memberikan dukungan pada pengembangan pembangkit tenaga energi terbarukan yang berkelanjutan di Indonesia. (Kunjana)