SUMENEP, koranmadura.com – Di usianya yang ke-63, keluarga besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) didorong supaya melakukan lompatan-lompatan besar.
Hal itu disampaikan Ali Masykur Musa dalam kegiatan webinar dengan tema ‘Memperkuat Ketahanan Kebangsaan dalam Memimpin Nusantara’, Selasa, 17 April 2023.
Kegiatan webinar itu sendiri dilaksanakan Pengurus Wilayah IKA-PMII Sulawesi Tengah dalam rangka memeriahkan Harlah ke-63 PMII.
Lompatan besar yang dimaksud Cak Ali, sapaan akrab Ali Masykur Musa, salah satunya dengan jalan mengambil peran di dunia politik kenegaraan sebagai wasilah perjuangan agar nilai-nilai Islam Aswaja terus segendang-sepenarian dengan Pancasila sebagai dasar negara.
“Jika alumni PMII sebagai warga NU ikut memimpin negara, maka ideologi Pancasila akan semakin kuat, begitu juga Islam moderat akan menjadi mainstrem di Indonesia,” papar pria yang juga Ketua Umum ISNU ini.
Cak Ali mengajak kepada sahabat-sahabat IKA-PMII di semua daerah melakukan gerakan untuk meningkatkan resonansi di dunia politik dan kemasyarakatan agar memiliki kekuatan dalam hegemoni dan konstelasi nasional.
“Pendek kata, alumni PMII sudah pantas untuk ambil bagian pada percaturan dan konstestasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,” tegas dia.
Selebihnya, pria yang pernah menjadi Ketua Umum PB PMII 1991-1994 ini juga menegaskan, perlunya ada desain ke depan agar perjuangan PMII lebih efektif dengan menggunakan sarana sebagai pengambil kebijakan di negeri ini.
“Siapapun kader PMII yang sudah menduduki kursi pemerintahan dan memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan, maka harus bertujuan untuk kemajuan Negara dan kemaslahatan Nahdliyin dan umat Islam,” pinta dia.
Ketahanan negara harus ditopang oleh dua sayap yang kuat, yaitu sayap kebangsaan dan sayap Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyyah.
“Dengan begitu nasionalis-religius akan menyatu demi kepentingan bangsa dan negara. Alumni harus mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk mengambil peran strategis dalam kontestasi Pilpres,” pungkas Cak Ali. FATHOL ALIF