JAKARTA, Koranmadura.com – Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas berharap TNI/Polri melakukan operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, tetap mengedepankan profesionalitas. Target dan sasaran yang dituju harus jelas tanpa mengorbankan masyarakat sipil.
Informasi yang diterimanya saat ini ada sejumlah masyarakat yang menjadi korban akibat operasi yang dilakukan. Akibat ada korban dari masyarakat menurutnya akan menimbulkan persoalan lain seperti balas dendam kepada pihak keamanan.
“Saya yakin kalau masih ada masyarakat yang menjadi korban maka persoalan akan semakin panjang dan tidak tuntas. Sebaiknya sasaran operasi harus jelas sesuai dengan target,” ujarnya di Jakarta, Senin, 17 April 2023.
Sejauh ini operasi yang dilakukan pihak TNI/Polri dinilai tidak berhasil dan tidak mampu menuntaskan masalah. Malah yang terjadi ada perlawanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang semakin gencar dilakukan.
Karena itu dia menyarankan semua elemen, lembaga, maupun institusi negara harus meninggalkan egonya, kemudian duduk bersama mencari solusi guna mencapai sepakat demi kedamaian di Papua.
“Penanganan konflik di Papua bukan hanya ditangani di tingkat akar rumput, tapi sesuai klaster masyarakat, generasi muda, tokoh masyarakat, tokoh agama, elit politik, pemerintah tingkat kabupaten, provinsi, hingga pemerintah pusat,” katanya
KKB menyerang personel TNI dari Satgas Yonif R 321/GT yang bertugas di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu 15 April 2023. Baku tembak terjadi antara aparat TNI dan KKB pimpinan Egianus Kogoya itu menyebabkan satu prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Pratu Miftahul Arifin, gugur.
“Untuk aparat TNI yang jadi korban penyerangan KKB, saya turut berduka cita yang mendalam,” ucapnya
Sementara operasi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) terus dilanjutkan meskipun seorang prajurit TNI gugur diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB). (Sander)