BANGKALAN, koranmadura.com – Puasa bulan ramadan tahun 1444 hijriah/2023 masehi ini akan memasukan hari ke 21. Biasanya, kaum muslimin khususnya di Pulau Madura, Jawa Timur ada tradisi ter-ater yang menjadi budaya.
Ter-ater merupakan bahasa yang digunakan oleh orang Madura untuk mengantarkan sesuatu ke tetangga. Jadi, ter-ater sendiri bagian dari tradisi yang berarti membagi rasa makanan kepada tetangga, sanak keluarga.
Ter-ater biasa dilakukan oleh masyarakat Madura pada hari-hari tertentu serta bulan-bulan tertentu. Termasuk di bulan ramadan di hari ke-21. Menurut kebiasan, ter-ater yang diantarkan ke tetangga berupa makan berisi nasi dan lauk.
Bagi Ibu Khuzaimah, Asal Desa Kranggan Barat, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, ter-ater di hari ke ke-21 di bulan ramadan sudah menjadi kebiasaan setiap tahun. Menurut dia, mayoritas tetangganya melaksanakan tradisi ter-ater.
“Karena tradisi ter-ater ini sudah menjadi kebiasaan setiap tahun di hari -21 bulan ramadan, jadi jika sekali tidak melaksanakan merasa ada yang kurang,” kata dia.
Dalam praktek tradisi ter-ater yang dilakukan oleh masyarakat Madura,
tentunya tidak terlepas dari sarat nilai yang terkandung dalam unsur-unsur pendidikan Islam yang dapat dipetik tersebut.
Munurut ibu Khuzaimah, selain bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga, tradisi ter-ater ini sama halnya dengan bersedakah yang memang dianjurkan dalam agama islam bagi orang mampu.
“Saya hanya berusaha untuk berbuat baik kepada tetangga denga bersedakah,” kata dia.
Penuturan Ibu Khuzaimah sejalan dengan hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, bahwa memasuki 10 terakhir dimulai dari hari ke-21 bulan ramadan nabi telah memperbanyak berbuat baik dan ibabah, berikut haditsnya:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: – كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ – مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut,” (HR. Muslim).
Sedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir, dimulai hari ke-21 di bulan ramadan sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna ibadah puasa.
Tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT,
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ ٱلْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ ( السّجدة : ١٦)
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka,”.
(MAHMUD/ROS/DIK)