SUMENEP, koranmadura.com – Wabah bakteri mematikan, Ralstonia Solanacearum, menghancurkan puluhan hektare kebun pisang yang tersebar di enam desa di Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Akibatnya, petani setempat mengalami kerugian besar akibat buah pisang yang rusak karena hanya dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Kebun pisang milik warga yang rusak akibat bakteri tersebut tersebar di enam desa, yaitu Desa Pekamban Daya, Jaddung, Sentol Daya, Sentol Laok, Lampereng, dan Rombasan.
Akibat bakteri tersebut, buah pisang menjadi berwarna cokelat dan tidak dapat dikonsumsi. Meski dari luar tampilan buah pisang tetap baik.
“Jika dalam keadaan normal, buah pisang yang rusak ini bisa terjual dengan harga kisaran 150 ribu sampai 200 ribu rupiah. Namun, karena rusak, buah pisang ini hanya menjadi pakan ternak,” ujar Adi, pemilik lahan pisang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Sumenep, melalui Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Pragaan, Nur Hasan Syaifullah, mengatakan pihaknya telah memeriksa terhadap kebun pisang milik warga, serta melakukan upaya pencegahan.
Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa, penyakit yang menimpa puluhan hektare kebun pisang milik warga bukan virus, tapi disebabkan oleh bakteri dan jamur.
“Untuk nama bakterinya Ralstonia Solanacearum dan nama jamurnya fusarium oxys porum. Sehingga menyebabkan penyakit yang mengenak pada pohon pisang dan buahnya juga ikut busuk, walau terlihat bagus luarnya,” terangnya, Selasa, 30 Mei 2023.
Dia berharap, dengan langkah-langkah yang dilakukan, penyebaran bakteri tersebut dapat segera teratasi. Sehingga petani dapat menghasilkan buah pisang yang berkualitas dan dapat dijual dengan harga yang menguntungkan.
Warga di daerah tersebut diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan kondisi kebun pisang yang terdampak kepada pihak berwenang setempat.
Diharapkan kerja sama antara petani dan pemerintah dapat membantu mengendalikan dan mencegah penyebaran bakteri ini di wilayah tersebut. (FATHOL ALIF/DIK)