JAKARTA, Koranmadura.com – Tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami kenaikan sangat signifikan setelah dipilih Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden (Capres) dari partai banteng moncong putih itu.
Hanya saja, tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo masih kalah tipis dari Prabowo Subianto. Keduanya terpaut 0,4 persen.
Demikian hasil survei terbaru yang dilakukan Indikator Politik Indonesia dan dipaparkan di Jakarta, Kamis 18 Mei 2023.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengungkapkan, dalam simulasi 19 nama, elektabilitas Ganjar Pranowo berada di angka 29,3 persen. Diikuti Prabowo Subianto di posisi kedua dengan 24,2 persen dan Anies Baswedan dengan 15,0 persen di posisi ketiga. Sementara tempat keempat sampai keenam dihuni Ridwan Kamil (4,7 persen), Erick Thohir (2,4 persen), dan Mahfud MD (2,2 persen).
Burhanudin Muhtadi menjelaskan, elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami rebound lebih tinggi dari posisi survei Maret 2023 yang mencapai 27,3 persen sebelum terjun bebas ke angka 19,9 persen pada April menyusul kegagalan Piala Dunia U20 di Indonesia.
Masih pada simulasi 19 nama ini, elektabilitas Prabowo Subianto juga mengalami kenaikan, tetapi tidak sesignifikan Ganjar Pranowo. Adapun elektabilitas Anies Baswedan terus mengalami penurunan sejak November 2022.
Hanya saja dalam simulasi tiga nama, Ganjar Pranowo kalah tipis dari Prabowo Subianto. Elektabilitas Prabowo berada di angka 34,8 persen, sedangkan Ganjar Pranowo di posisi 34,4 persen atau selisihnya hanya 0,4 persen. Sementara Anies Baswedan berada di posisi 21,8 persen.
Hanya bila melihat trennya, elektabilitas Prabowo Subianto bergerak datar, sedangkan Ganjar Pranowo mengalami kenaikan. Adapun grafik elektabilitas Anies Baswedan mengalami penurunan dalam hampir tujuh bulan terakhir.
Indikator Politik Indonesia melakukan survei pada 30 April hingga 5 Mei 2023. Jumlah responden yang dilibatkan dalam survei ini sebanyak 1.200 orang yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon atau sekitar 83 persen dari total populasi nasional.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Sementara toleransi kesalahan (margin of error) survei ini kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. (Sander)