JAKARTA, Koranmadura.com – Politisi Partai Gerindra di Komisi IV DPR RI, Andre Rosiade mengajukan dua usulan solusi untuk menyelesaikan masalah 79 pilot Garuda Indonesia yang masih terkatung-katung hingga saat ini.
Kedua usulan tersebut disampaikan Andre Rosiade saat Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Direktur Utama Garuda Indonesia di ruang rapat Komisi VI DPR, Selasa 13 Juni 2023 sebagaimana dilansir dari dpr.go.id.
Kedua solusi itu disebut Andre Rosiade sebagai win-win solution atau solusi yang menguntungkan semua pihak.
Usulan pertama yang disampaikan Andre Rosiade adalah bahwa Garuda Indonesia memberikan pelatihan atau pendidikan kepada pilot CRJ-1000 dan ATR 72-600 yang telah resmi beroperasi pada 2022 lalu.
Pasalnya imbas dari berhentinya beroperasi 2 (dua) jenis pesawat tersebut oleh Garuda Indonesia, hingga kini sebanyak 79 pilot CRJ dan ATR belum bisa terbang kembali.
“Saya usulkan win-win solution lah kita ambil solusi yang terbaik, kita harus cari titik temu bagaimana teman-teman (pilot Garuda) ini tetap diberikan kesempatan agar teman-teman ini bisa bersekolah lagi. Misalnya CRJ bisa di-training ke Airbus 330,” ujar Andre .
Usulan tersebut semakin relevan karena Garuda Indonesia berencana mendatangkan 70 pesawat baru hingga akhir 2023. Artinya, kedatangan armada baru itu membutuhkan banyak pilot.
“Kita mendengarkan keterangan Pak Irfan (Dirut Garuda) berulang kali kita mendengar keterangan bahwa akhir tahun ini pesawat Garuda itu akan 70 (pesawat). Jadi akan ada penambahan 20 pesawat yang butuh banyak pilot,” jelasnya.
Adapun solusi kedua yang diusulkan Andre adalah memberikan jam terbang masing-masing pilot 20 jam. Dengan begitu, 79 pilot yang menganggur juga diberi kesempatan terbang.
“Yang pertama saya dapat keterangan langsung dari teman-teman asosiasi pilot Garuda mereka demi menyelamatkan sisa teman-teman yang 79 orang ini mereka siap dipotong jam terbang mereka, cukup mereka masing-masing 20 jam sebulan sehingga teman-teman yang 79 orang ini bisa ke akomodir tanpa perlu dipekerjakan di darat. Itu satu solusi yang ditawarkan oleh asosiasi pilot Garuda,” lanjutnya.
Garuda Indonesia resmi menghentikan pengoperasian Pesawat CRJ-1000 pada Januari 2022 sedangkan ATR 72-600 resmi berhenti beroperasi pada Maret 2022. Sehingga saat ini Garuda hanya memiliki 3 jenis pesawat yakni, Boeing 777, Airbus 330, dan Boeing 737.
Pilot CRJ dan ATR kemudian dialokasi ke beberapa pekerjaan pilot di pekerjaan lain, namun hingga akhir Mei masih ada 79 pilot aktif yang belum juga terbang.
Pihak Garuda memberikan 3 (tiga) opsi yakni program cuti di luar tanggungan perusahaan (CDTP) secara sukarela, penugasan sementara di darat sesuai kebutuhan spesifikasi perusahaan dan program penawaran pensiun dini. (Sander)