PAMEKASAN, koranmadura.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur kembali mengajukan dosis vaksin kepada Pemerintah Pusat maupun pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebab ketersediaan vaksin untuk hewan yang terdampak Lumpy Skin Diseases (LSD) tersebut, terbatas.
Kepala Kabid Kesehatan Hewan DKPP Pamekasan, Slamet Budi Harsono mengatakan saat ini yang datang itu ada sekitar 700 dosis. Namun hal itu diperuntukkan kepada hewan ternak lintas wilayah.
“Sementara vaksin yang datang itu masih 700 dosis sedikit sekali, yang diprioritaskan untuk hewan yang akan dilalulintaskan sesuai dengan petunjuk provinsi,” kata Slamet Budi Harsono, Kamis, 8 Juni 2023.
Menurutnya, untuk melakukan vaksinasi secara serentak, pihaknya sedang menunggu kiriman dosis vaksin tersebut.
“Karena penyakit itu tidak mengenal wilayah, karena penularannya antarwilayah, antarkabupaten, dan antarprovinsi,” jelasnya.
Sebelumnya, Budi panggilan akrab Slamet Budi Harsono menambahkan, ada sekitar 100 sapi diduga mengalami gejala LSD. Hal itu sudah diambil sampelnya untuk diuji di laboratorium.
“Ya, sudah diambil sampel darahnya oleh lab provinsi itu kemarin, tapi hasilnya masih belum keluar. Menunggu, nanti akan dikirimi oleh lab,” katanya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta para peternak untuk menjaga kebersihan kandangnya dan melakukan vaksinasi kekebalan tubuh hewan.
“Jadi, kami berharap peternak yang ada di Kabupaten Pamekasan melakukan sanitasi kandang agar nyamuk dan lalat berkurang di kandangnya,” pintanya.
Perlu diketahui, penyakit LSD merupakan virus dari keluarga poxviridae. virus ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat.
Penyakit tersebut ditandai dengan munculnya benjolan pada kulit sapi terutama pada bagian leher, punggung, dan perut. Selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu. (SUDUR/DIK)