SUMENEP, koranmadura.com – Setelah menghadapi dugaan penyanderaan ponton dan excavator, kini warga yang selama ini getol menolak pembangunan tambak garam di kawasan pantai atau laut Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur, harus kembali berurusan dengan pihak kepolisian.
Kabarnya, beberapa orang dilaporkan atas dugaan pencurian perahu yang terjadi setelah mereka menolak pembangunan tambak garam oleh para investor yang difasilitasi pihak desa setempat.
Dalam kasus tersebut, pelapor atas nama Horri. Dia dikenal sebagai salah satu pekerja proyek pembangunan tambak garam yang ditentang oleh warga.
Horry melaporkan kasus pencurian perahu ke Polres Sumenep setelah sekelompok orang diduga mencuri perahu yang biasa digunakan untuk mengangkut material reklamasi.
“Laporan ini berbeda dengan laporan sebelumnya tentang penyanderaan excavator dan ponton, yang dibuat oleh H. Masdura Yuhedi, selaku penggarap,” kata Penasihat Hukum dari Gerakan Masyarakat Menolak Reklamasi (Gema Aksi), Marlaf Sucipto, Jumat, 16 Juni 2023.
Menurutnya, ada tiga warga Gersik Putih, yaitu Yus Supriyadi, Feri, dan Homaidi, yang telah dipanggil Polres Sumenep untuk dimintai klarifikasi terkait laporan pencurian perahu ini.
“Hari ini, kami dan beberapa warga telah memenuhi panggilan polisi. Namun, hanya tiga orang yang diminta klarifikasi,” ujar Marlaf.
Dalam pemeriksaan oleh penyidik, para warga menjelaskan bahwa tidak ada perahu yang dicuri pada tanggal 14 April 2023. Pada saat itu, beberapa orang yang menentang reklamasi hanya memindahkan perahu yang biasanya digunakan oleh para penggarap untuk mengangkut material dari Dermaga Tapakerbau di sisi utara ke Dermaga Kalianget Timur di sisi selatan. Tujuannya agar tidak lagi digunakan mengangkut material.
Marlaf menegaskan tidak ada tindakan kriminalitas atau pencurian perahu dalam aksi penolakan reklamasi yang dilakukan oleh warga, baik secara keseluruhan maupun sebagian.
“Kabar tentang perahu pompa air yang sebelumnya dilaporkan hilang juga telah diakui oleh Wardi, operator perahu, bahwa perahu tersebut diambil sendiri setelah kejadian,” ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, belum memberikan komentar yang rinci terkait adanya warga Desa Gersik Putih yang dilaporkan ke polisi.
Namun, melalui pesan WhatsApp, mantan Kapolsek Sumenep Kota ini menyatakan bahwa 15 orang telah diperiksa sebagai saksi termasuk terlapor dalam kasus tersebut.
“Saat ini, Polres Sumenep sedang melakukan pemeriksaan terhadap 15 orang saksi dan sebagian terlapor. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan,” tulisnya singkat. (FATHOL ALIF/ROS)