SUMENEP, koranmadura.com – Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, optimistis dapat menurunkan prevalensi angka stunting hingga 8 persen pada tahun 2023.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menyatakan bahwa salah satu fokus pemerintah daerah dalam menurunkan angka stunting dengan memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dan meningkatkan edukasi kepada masyarakat.
“Dalam mengatasi stunting, kami telah melakukan berbagai langkah, termasuk memberikan perhatian khusus pada ibu hamil. Tahun sebelumnya, kami telah meluncurkan UHC (Universal Health Coverage) untuk memastikan seluruh ibu hamil dan orang sakit menerima pelayanan kesehatan gratis secara maksimal,” katanya.
Selain itu, orang nomor satu di lingkungan Pemkab Sumenep ini menekankan pentingnya pencegahan pernikahan dini yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya stunting.
“Pencegahan pernikahan dini juga menjadi fokus kami. Kami terus melakukan sosialisasi dan pendekatan secara menyeluruh agar pernikahan dini dapat dicegah,” ujar pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini.
Dengan beberapa langkah tersebut, Bupati Fauzi berharap pada tahun ini angka stunting di Sumenep bisa turun sampai 8 persen, sehingga lebih tinggi penurunannya dibandingkan tahun lalu.
“Dengan kerja keras seluruh pihak, kami optimistis dapat mencapai target penurunan angka stunting hingga 8 persen pada tahun 2023 ini,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), angka stunting di Kabupaten Sumenep tahun 2021 berada mencapai 29 persen. Angka tersebut turun signifikan menjadi 21,6 persen pada tahun 2022. (FATHOL ALIF/ROS)