LABUAN BAJO, Koranmadura.com – Presiden Jokowi berharap agar penanganan berbagai tindak kejahatan transnasional semakin adaptif. Pasalnya kemajuan teknologi membuat kejahatan lintas negara semakin masif dengan cara-cara yang kompleks pula.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi dalam pidatonya secara dalam jaringan (Daring) pada ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AAMIC) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin 21 Agustus 2023.
Pidato disampaikan secara daring oleh Presiden Jokowi karena kepala negara sedang melakukan kunjungan kerja ke Benua Afrika sejak Minggu 20 Agustus 2023.
Presiden Jokowi akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa) di Afrika Selatan.
“Kemajuan teknologi saat ini (memicu) kejahatan lintas negara berkembang semakin masif, cara-cara yang semakin kompleks sehingga penanganannya juga harus semakin adaptif,” kata Presiden Jokowi.
Menurut Presiden Jokowi, ada tiga kejahatan transnasional yang paling disorot saat ini yaitu tindak pidana terorisme, tindak pidana perdagangan manusia, dan tindak pidana perdagangan gelap narkotika.
Untuk menindak tiga kejahatan transnasional tersebut, Jokowi mendorong agar negara-negara di ASEAN bersatu dan berkolaborasi.
“Kita perlu membangun kolaborasi berkelanjutan melakukan pertukaran informasi, memanfaatkan teknologi serta peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparat,” kata Jokowi.
Sehubungan dengan itu, Presiden berharap, negara-negara di ASEAN dapat merumuskan agenda kerja sama yang responsif dan berisi langkah strategis demi kawasan ASEAN yang lebih aman dalam pertemuan di Labuan Bajo ini.
“Saya berharap, pertemuan ini berisi langkah-langkah strategis sehingga bisa menjaga kawasan ASEAN yang aman, yang damai dan sejahtera,” kata Jokowi.
Dia meneruskan, “Kemudian dengan mengucap Bismillahirohmanirohim pertemuan ke-17 tingkat menteri ASEAN di bidang kejahatan lintas negara saya buka secara resmi hari ini, terima kasih.” (Sander)