JAKARTA, Koranmadura.com – Mantan Ketua Umum PRD Budiman Sudjatmiko dicap telah berkianat terhadap para korban penculikan.
Lebih dari itu, Budiman Sudjatmiko sudah berkianat terhadap demokrasi yang lahir setelah dia sukses menumbangkan penguasa otoriter Soeharto. Ia juga berkhianat terhadap kemanusian.
Pengkhianatan itu dilakukan Budiman Sudjatmiko dengan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
“Pengkhianatan Budiman bukan kepada PDI Perjuangan, juga bukan kepada Ganjar Pranowo. Budiman sejatinya berkhianat kepada para mantan tahanan politik orde baru, korban-korban penculikan, kawan-kawannya yang sampai saat ini belum kembali,” kata Ketua DPP Banteng Muda Indonesia yang juga mantan aktivis 1998 dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 23 Agustus 2023.
Semula Mixil mengira, Budiman Sudjatmiko adalah sejarah tentang pemuda, tentang keberanian, perlawanan, cerita tentang runtuhnya rezim Orde Baru. Namun di tengah perjalanan hidupnya, Budiman Sudjatmiko berubah menjadi cerita tentang pengkhianatan seorang pejuang.
Namun semua itu menjadi sirna ketika pada Jum’at malam 18 Agustus 2023 ia mendeklarasikan relawan Prabu (Prabowo Budiman) untuk mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres tahun depan di Semarang, Jawa Tengah.
Dengan mendeklarasikan relawan ini, Budiman menyerahkan lehernya pada sang pelaku. “Jika Budiman berpikir ia didaulat menjadi ketua tim Relawan Prabu boleh-boleh saja. Namun bagi Prabowo bisa saja berpikir beda. Kok ada musuh menyerahkan dirinya, tunduk dan patuh tanpa syarat,” ujarnya.
Karena itu, menurutnya, setelah memutuskan mendukung Prabowo Subianto, goresan tinta emas Budiman Sudjatmiko hancur seketika, dihapus oleh keputusannya sendiri.
“Ia yang menjadi pimpinan pemuda yang berani melawan tirani orde baru, ia yang rela menjadi korban demi reformasi kini telah balik badan,” tegas Mixil.
Padahal, kata Mixil, Budiman Sudjatmiko sangat mengetahui bahwa yang melakukan penculikan aktivis pada 1998 adalah Prabowo Subianto. Ketika itu, sang jenderal, masih menjadi menantu Presiden Soeharto, mantan Danjen Kopassus, dan Ketua Tim Mawar.
“Budiman sangat tahu orang yang menculik kawan-kawannya. Ia adalah Prabowo Subianto. Mantan Danjen Kopassus, ketua Tim Mawar, orang yang kini didukungnya untuk menjadi Presiden Republik Indonesia,” kata Mixil lagi. (Sander)