JAKARTA, Koranmadura.com – Presiden Jokowi dijadwalkan membuka Sidang Umum ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA) ke-44, Senin 7 Juli 2023. Sementara sidang akan dipimpin oleh Ketua DPR Puan Maharani yang juga menjabat sebagai Presiden AIPA 2023.
“Sidang AIPA yang dimulai pada tanggal 6 Agustus akan dibuka oleh Presiden Jokowi dan dihadiri 9 Ketua DPR dari ASEAN dan juga ada dari negara-negara observer,” kata Puan Maharani seusai pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Vietnam di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023.
Sidang Umum AIPA ke-44 diselenggarakan mulai tanggal 5 sampai 11 Agustus di Hotel Fairmont, Jakarta. Namun pembukaannya secara resmi akan digelar pada Senin (7/8).
Kegiatan yang dihadiri para pimpinan parlemen negara-negara Asia Tenggara itu akan dihadiri 9 ketua parlemen negara-negara anggota ASEAN selain Indonesia. Juga ada perwakilan 17 negara observer dan tamu, serta perwakilan dari sembilan organisasi internasional. Total peserta yang akan hadir sebanyak 568 Delegasi.
Sidang Umum AIPA ke-44 sendiri merupakan salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA, sejalan dengan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Dalam sidang AIPA kali ini, DPR mengusung tema Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN. Ini merupakan komitmen parlemen ASEAN dalam ikut menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara.
“Parlemen perlu terlibat menangani berbagai permasalahan internasional, karena berbagai krisis global telah berdampak bagi rakyat,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Tema ini, lanjutnya, akan menekankan peran penting parlemen dalam mengatasi berbagai tantangan global dan dalam menciptakan ASEAN yang stabil dan Sejahtera. “Kami di DPR pastikan akan terlibat dalam peran tersebut,” sambung Puan.
DPR RI juga selalu mendorong penguatan parlemen dalam setiap masalah regional bahkan global. Dalam Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly ke-144, misalnya, DPR RI ikut berkontribusi memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan ketegangan geopolitik yang meningkat serta bencana iklim.
Lalu pada G20 Parliamentary Speakers Summit 20 (P20) ke-8, parlemen negara-negara G20 ikut berkontribusi berkomitmen agar tidak ada lagi krisis ketahanan pangan. Kemudian pada 2023 ini, DPR memegang Presidensi AIPA yang akan mendorong terciptanya ASEAN yang stabil dan Sejahtera di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Asia Tenggara.
“Semua ini bertujuan untuk memperbesar kontribusi parlemen dalam pembahasan berbagai isu internasional. Karena kami menyaksikan berbagai persoalan internasional yang telah berdampak langsung bagi rakyat yang memilih kami dalam menyuarakan kegelisahannya,” jelas Puan.
Mantan Menko PMK ini menyebut peran AIPA sangat diperlukan untuk mendukung negara-negara ASEAN dari persaingan kekuatan besar. Menurut Puan, kawasan Asia Tenggara dapat menyelesaikan isu prioritas yang menjadi kepentingan bersama.
“AIPA perlu memastikan kepentingan ASEAN terus didengar dan perhatikan, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang membutuhkan komitmen global,” paparnya.
Untuk penguatan peran Parlemen, dalam Sidang Umum AIPA juga akan dilaksanakan dialog bersama negara observer dan organisasi internasional. Dialog tersebut diharapkan dapat menjembatani perbedaan dan membangun prediktabilitas hubungan antara kekuatan besar di kawasan.
“AIPA perlu berkontribusi menurunkan ketegangan di kawasan, dan bahkan mengembangkan preventive diplomacy karena dinamika perkembangan geopolitik di masa depan akan semakin kompleks,” ungkap Puan.
Pada AIPA ke-44 ini juga akan dilakukan Sidang Komisi antara lain Komisi Politik, Komisi Ekonomi, Komisi Sosial, Komisi Organisasi, Pertemuan Women Parliamentarians of AIPA (WAIPA), dan Pertemuan Young Parliamentarians of AIPA (YPA). Puan dan delegasi DPR juga akan melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan delegasi parlemen negara-negara ASEAN di sela-sela sidang AIPA. (Sander)