BANGKALAN, koranmadura.com – Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Jawa Timur bisa menciptakan pupuk organik dari kotoran sapi dengan konsep inovasi smart farming berbasis Internet of Things (IoT).
Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Fakultas Pertania UTM, inovasi pembuatan pupuk ini dipraktikkan kepada masyarakat Desa Dakiring, Kecamatan Socah, Bangkalan.
Inovasi ini berbeda dengan pembuatan pupuk lain yang dari kotora sapi. Mahasiswa dari Unit Kegiatan Mahadiswa (UKM) Penalaran, Fakultas Pertanian ini telah menemukan inovasi baru pembuatan pupuk yang cukup modern.
“Pembuatan pupuk dari kotoran sapi ini melalui konsep smart farming. Alat yang digunakan kami buat sendiri, alat pengolah pupuk organik berbasis IoT,” kata ketua tim PPK Ormawa, Etna Lanah Miskiyah, Rabu, 2 Agustus 2023.
Keuntungan dengan alat teknologi ini dapat menghemat waktu dan tenaga manusia. Pada saat proses pembuatan pupuk bisa diawasi dari jarak jauh, yaitu melalui komputer atau smartphone yang tersambung internet.
Selain itu, alat tersebut juga dilengkapi dengan sensor suhu yang akan
mengirimkan sinyal kepada microcontroller untuk mengendalikan alat pengaduk dalam mesin. Sehingga suhu bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
Cara buat pupuk ini memasukkan kotoran sapi, campuran EM4, serta cairan gula ke dalam alat. Lalu diaduk agar menciptakan kondisi optimal bagi mikroorganisme yang terkandung dalam kotoran
sehingga menguraikan menjadi bahan organik.
“Cara ini cukup ekonomis dari pada yang manual. Dimana tidak perlu mengaduk kotoran sapi secara manual, dan pengecekan suhu secara manual, sehingga butuh tenaga kerja banyak,” kata dia.
Etna, sapaan akrab Etna Lanah Miskiyah berharap pengolahan limbah kotoran sapi dengan cara pembuatan pupuk berbasis smart farming IoT ini bermanfaat kepada masyarakat Dakiring dan dapat meningkatkan perekonomian desa.
“Kami berharap penggunaan alat pembuatan pupuk ini dapat membantu masyarakat desa meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan,” katanya.
Sementara Kabid Sarpras Pertanian Dispertahortbun Kabupaten Bangkalan, Cristian Hendry Kusuma Karyadinata memberikan apresiasi atas inovasi mahasiswa UTM yang telah kolaborasi dengan para dosen-dosen.
CHK sapaan akrab Cristian Hendry Kusuma Karyadinata mengatakan, mayoritas warga Bangkalan banyak yang memlihara sapi, sehingga sangat tepat limbah kotoran sapi diolah menjadi pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
“Kami tunggu produksi pupuk ini 2 bulan ke depan, kita buat pupuk Made In Bangkalan. Setara dengan pupuk organik lain bahkan memiliki kualitas yang lebih.” katanya. (MAHMUD/ROS)