JAKARTA, Koranmadura.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengimbau semua pihak untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri untuk menjaga ketahanan dan stabilitas ekonomi.
Imbauan itu disampaikan Menkeu saat menghadiri kegiatan Business Matching VI dan Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF) Tahun 2023 yang diselenggarakan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (LKPP) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Temu Bisnis atau Business Matching ini merupakan yang ke-6 kalinya diselenggarakan, namun untuk pertama kalinya dikolaborasikan dengan Indonesia Catalogue Expo and Forum (ICEF).
Mangusung tema “Merdeka Belanja Produk Dalam Negeri Wujudkan Kemandirian Bangsa”, Tema ini selaras dengan semangat peringatan hari Kemerdekaan Indonesia ke-77 serta menunjukkan komitmen baik dari Satuan Kerja (Satker) Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan BUMN dalam mengamplifikasi semangat aksi afirmasi belanja produk dalam negeri dan mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang telah digaungkan oleh Presiden Joko Widodo melalui Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022.
“Hal itu sangat mempengaruhi kondisi ekonomi dan proses pemulihannya tidak mudah,” ungkap Sri Mulyani, seperti dilansir kemenkeu.go.id.
Seperti diketahui, bahwa dalam tiga tahun terakhir dampak Covid-19 telah menurunkan aktivitas perekonomian di semua negara. Untuk itu, Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk menjaga ketahanan dan stabilitas ekonomi nasional, memperkuat industri dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan impor.
“Bisnis matching atau temu bisnis yang dilakukan pada hari ini merupakan salah satu cara yang sangat penting di dalam memberikan forum dan mediasi sehingga penggunaan produk impor yang masih sangat tinggi bisa terus diturunkan. Di dalam proses pemulihan ekonomi ini, kita akan terus memacu produk dalam negeri baik untuk konsumsi dalam negeri, maupun kompetisi di pasar ekspor, serta menambah nuansa persaingan produk-produk Indonesia di pasaran global,” tuturnya.
Di samping itu, meski berada di tengah perlambatan global, Menkeu menyebut kinerja perekonomian Indonesia hingga saat ini masih dalam situasi baik. Hal itu ditandai dengan Neraca Perdagangan (NP) Indonesia yang masih mencatatkan surplus sebesar US$3,45 miliar di Juni 2023, dengan akumulasi USD19,93 miliar Januari-Juni. “Ini artinya ekspor kita lebih tinggi dari impor kita,” ungkap Menkeu.
Untuk itu, Menteri Keuangan menyatakan akan mendukung berbagai aktivitas di dalam rangka untuk meningkatkan dan memperkuat penggunaan produk-produk di dalam negeri, salah satunya dengan meningkatkan komitmen untuk menggunakan produk lokal di dalam realisasi belanja, terutama dalam hal pengadaan barang/jasa yang akan dilakukan baik oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun BUMN, dan BUMD.
“Kami juga mendukung penggunaan produk lokal dengan terus memperkuat dari sisi produksinya, yaitu daya saing, kualitas dan kompetitif harganya. Pemerintah melalui berbagai program mendukung usaha kecil, menengah dan mikro serta berbagai program perkuatan,” tegas Menkeu.
Selain itu, juga terdapat transaksi dari Kartu Kredit Pemerintah (KKP) yang sampai dengan triwulan II 2023 mencapai Rp427miliar, atau mengalami peningkatan sekitar 80% dibandingkan dengan nilai transaksi pada triwulan II 2022.
Dalam hal ini, Menkeu juga mengajak Bank Pemerintah dan Himbara untuk terus aktif berpartasipasi di dalam mendorong sektor usaha nasional dengan memberikan akses permodalan secara luas.
“Sehingga kita optimis bahwa tahun 2023 ini akan terus lebih tinggi dari penggunaan KKP. Dengan menggunakan kartu kredit tentu kita bisa lebih akuntabel dan bersifat akurat, serta tepat waktu,” terang Menkeu.
Dengan begitu, Menkeu berharap, berbagai langkah tersebut dapat membuat ekonomi Indonesia akan semakin kuat, mampu bertahan dan bahkan terus tumbuh berkembang menuju Indonesia maju. (Kunjana)