Oleh: MH. Said Abdullah
Banyak pertanyaan diajukan wartawan dan berbagai kalangan tentang pilihan politik Partai Golkar dan PAN yang berlabuh menjadi bagian dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Bagaimana respon PDI Perjuangan menyikapi dinamika politik itu.
Sebuah sikap ‘kepo’ atau ingin tahu, kata istilah anak muda sekarang, yang tentu dapat dipahami karena realitas PDI Perjuangan sebagai partai terbesar di negeri ini. Juga karena PDI Perjuangan secara riil telah menegaskan mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Presiden pada konstestasi Pemilu 2024.
Pertama, perlu kami sampaikan bahwa PDI Perjuangan sangat menghormati pilihan dan kedaulatan masing masing partai. Dinamika itu mencerminkan tumbuhnya demokrasi dengan baik, buah dari ikhtiar keras kader-kader PDI Perjuangan, yang saat ini mendapatkan amanah kepercayaah rakyat.
Kedua, PDI Perjuangan sendiri saat ini telah menjalin kerjasama politik antara lain dengan PPP, Hanura dan Perindo. Saat ini kami konsentrasi makin menguatkan basis dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden pada Pemilu 2024.
Sebagai bahan cerminan, pada Pilpres 2014, pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla hanya diusung oleh PDI Perjuangan, PKB, Nasdem, Hanura dan PKPI. Walau saat itu dari sisi jumlah dukungan partai di Pilpres kami kalah jauh, namun dengan soliditas dan kerja politik yang kuat di akar rumput terbukti pasangan Jokowi JK justru mampu memenangkan Pilpres dengan perolehan suara 53,15 persen, sementara Prabowo Hatta 46,88 persen.
Karena itu, dalam keyakinan politik kami, kerja cerdas dan kepedulian tinggi ke akar rumput, kami yakin dapat merebut dukungan rakyat pada pilpres 2024 lebih besar. Itulah yang akan terus kami pedomani sebagai jalan politik untuk memenangkan Ganjar Pranowo.
Ketiga, PDI Perjuangan memiliki sejarah panjang sebagai partai yang dididik dan dibesarkan dengan terbiasa “dikeroyok” secara politik. Di masa Orde Baru kami mengalami hal itu, demikian pula di masa Jokowi JK, termasuk yang terjadi saat ini.
Segenap kader PDI Perjuangan tetap ingat, dalam perjalanan politik di negeri ini mengalami pahit getirnyaya sejarah. Dari pengalaman panjang itulah kita terus memperkuat mental juang. Kita harus bisa setegak tegaknya melalui jalan terjal politik, dan dengan begitulah mental juang kita terbentuk.
Kita tidak boleh terlena manisnya kekuasaan dan melupakan jati diri sebagai partai sandal jepit, sebagai partai yang disokong oleh barisan pemberani yang terbiasa “nggetih”. Berkaca pada jati diri itulah kita bisa berjalan dan melangkah bersama dengan semangat juang memenangkan pemilu 2024.
Keempat, kita masih punya kawan seiring, sejalan, dalam berpolitik memenangkan Ganjar Pranowo. Ada PPP yang memiliki kekuatan barisan kiai dan santri yang teguh dalam jalan dakwah politik. Kita kawan seiring Partai Perindo yang memiliki jaringan kekuatan media, serta Partai Hanura yang punya pendukung yang patut diperhitungkan, khususnya di luar Jawa. Atas modal politik yang saling melengkapi ini maka PDI Perjuangan dengan kekuatan politik yang ada merasa besar hati atas konfigurasi politik ini. Karena konfigurasi politik dengan latar belakang yang beragam dan saling melengkapi telah menjadi modal dasar politik yang penting untuk memenangkan Ganjar Pranowo.
Kelima; Ganjar Pranowo kami yakini sebagai figur yang prospek magnet elektoralnya sangat besar hingga masa coblosan 14 Feb 2024 nanti. Ganjar Pranowo memiliki banyak keunggulan komparatif, rekam jejak yang baik selama memimpin Jawa Tengah, komitmennya yang tinggi terhadap pemerintahan yang bebas korupsi, dan bebas konflik kepentingan, serta iman politiknya yang tebal dalam menjalankan jalan politik kebangsaan yang menjaga toleransi, keragaman budaya, suku dan agama, serta pribadinya yang santun, dan rendah hati.
Berbagai potensi inilah yang akan terus kami sampaikan ke rakyat, bahwa sesungguhnya mereka memiliki sosok calon presiden yang memiliki keunggulan kualitatif yang bisa menjawab tantangan masa depan bangsa dan negara kita. Kami akan terus berjuang tiada henti karena memang identitas kami dan tentu kami menikmati situasi ini.