JAKARTA, Koranmadura.com – Bukan sekadar mendukung program Net Zero Emission (NZE) 2060 pemerintah Indonesia, PT Pertamina International Shipping (PIS) turut andil dalam mengurangi polusi udara dengan menerapkan kebijakan dekarbonisasi di sejumlah lini bisnis dan operasional.
CEO PIS, Yoki Firnandi menuturkan berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), industri shipping dunia tercatat berkontribusi hingga 3% dalam emisi karbon dunia. “Namun bukan berarti dengan porsi tersebut kita tidak melakukan sesuatu untuk mengurangi polusi dan emisi,” kata Yoki, seperti dilansir kabarbumn.com.
“PIS sebagai bagian dari international player harus memenuhi regulasi dan standar bisnis yang berkelanjutan ke depannya,” imbuhnya.
Yoki mengatakan PIS selalu mengedepankan aspek lingkungan dalam operasionalnya melalui inisiatif jangka pendek maupun panjang. PIS memiliki rencana jangka panjang untuk mengurangi emisi.
Rencana jangka panjang itu diwujudkan dengan membangun atau membeli kapal berbahan bakar lebih ramah lingkungan maupun mengangkut komoditas energi hijau. Seperti kapal berbahan bakar LPG, LNG, green ammonia, green hydrogen, biofuel dual fuel vessel.
Tahun ini PIS sudah mengakuisisi kapal VLGC berbahan bakar LPG dual fuel, bernama Pertamina Gas Amaryllis.”
“Pertamina Gas Amaryllis merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Pertamina dan Indonesia.” ungkap Yoki.
Tidak hanya itu, PIS juga mengoptimalkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam operasional bisnis. Termasuk di bisnis anak-anak usaha seperti PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan PT Pertamina Energy Terminal (PET).
PTK tercatat sukses menekan gas buang karbon dioksida (CO2) sebesar 74,03 Ton per tahun melalui penerapan program dekarbonisasi di operasional perusahaan.
Reduksi gas buang tersebut diperoleh dari program penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di armada kapal Transko Pari 01 dan Energy Substitution Shore Connection di PTK Port Plaju.
Penggunaan PLTS di Transko Pari 01 menekan 39.01 Ton Gas Karbon Dioksida (CO2) per tahun dan menghasilkan efisiensi penggunaan fuel dengan estimasi sebesar Rp200 juta.
Sementara, PET sukses menekan emisi karbon hingga 194,34 ton selama semester pertama tahun ini dengan pemasangan PLTS di dua terminal strategis
Adapun total pemanfaatan tenaga surya di Integrated Terminal Tanjung Uban dan LPG Terminal Tanjung Sekong mencapai hingga 562.222 kWh. (Kunjana)