JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menggelar pertemuan bilateral dengan Ketua Majelis Nasional Vietnam, Vuong Dinh Hue di Gedung Nusantara, Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023.
Pada kesempatan itu, keduanya juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dalam rangka memperkuatkan kerja sama dan persahabatan kedua negara. Kerja sama ini akan memperkuat pertukaran informasi, konsultasi, pelatihan, peningkatan kapasitas serta pertukaran delegasi antar-parlemen kedua negara.
Puan Maharani didampingi oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon, Wakil Ketua BKSAP Gilang Dhielafararez, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto, Duta Besar RI untuk Vietnam Denny Abdi serta Anggota BKSAP Riezky Aprilia dan Ravindra Airlangga.
Sementara Ketua Majelis Nasional Vietnam Vuong Dinh Hue didampingi oleh Ketua Komite Hubungan Eksternal Vietnam Vu Hai Ha, Sekretaris Jenderal Kantor Majelis Nasional Vietnam Bui Van Cuong, Duta Besar Vietnam untuk Indonesia Ta Van Thong serta wakil dari sejumlah Kementerian Vietnam.
“Dalam kesempatan ini, saya dan Bapak Vuong Dinh Hue menekankan arti penting kerja sama antara kedua negara, serta mendukung soliditas ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, melalui dukungan diplomasi parlemen,” kata Puan.
Hubungan bilateral Indonesia dan Vietnam yang telah berlangsung sejak tahun 1955 selalu menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi masyarakat kedua negara. Bahkan pada tahun 2022, Indonesia dan Vietnam berkomitmen untuk mendorong peningkatan kemitraan strategis secara bilateral dalam berbagai aspek.
Untuk itu, Puan berharap MoU kerja sama ini akan memberikan dampak nyata dalam kemitraan strategis di berbagai bidang. Antara lain bidang perdagangan, investasi, energi bersih dan terbarukan, dan konektivitas kedua negara.
“Kedekatan Indonesia-Vietnam juga tampak dari persahabatan antara kedua bapak bangsa, yaitu Presiden Sukarno dengan Presiden Ho Chi Minh. Kedua kawan sehaluan tersebut memiliki visi dan misi yang sama untuk melawan kolonialisme dan imperialisme di muka bumi,” terangnya.
Karena hubungan kedua negara sudah berlangsung sejak lama, Puan meyakini kerja sama tersebut akan memperkuat persahabatan antara DPR RI dan Majelis Nasional Vietnam.
“Hubungan Indonesia dan Vietnam sudah seperti saudara yang ada di ASEAN,” tutur perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI itu.
Perdagangan
Puan juga menyoroti soal volume perdagangan bilateral antara Indonesia-Vietnam yang semakin meningkat tinggi setiap tahunnya. Terlihat pada tahun 2022 lalu, volume perdagangan kedua negara mencapai USD11 miliar yang diharapkan terus naik tiap tahunnya.

Ketua DPR Puan Maharani (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Parlemen Vietnam Vuong Dinh Hue di Gedung Nusantara, Kompleks DPR, Senayan Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023. (Sumber foto: Rilis)
“Saya mendukung target perdagangan bilateral yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebesar USD 15 miliar pada tahun 2028. Selain itu peningkatan perdagangan kedua negara dapat diwujudkan salah satunya dengan mengatasi hambatan non-tariff bagi perdagangan bilateral,” jelas Puan.
Kedua negara juga tengah menjajaki kerja sama dalam bidang energi terbarukan. Puan berharap Indonesia dan Vietnam bisa bersama-sama mengembangkan kerja sama dalam bidang energi terbarukan untuk mengurangi penggunaan energi fosil yang tertuang dalam kebijakan domestik dan regional.
“DPR RI dan Majelis Nasional Republik Vietnam dapat memastikan masing-masing negara menjamin pendanaan (financing) untuk mengakselerasi terwujudnya transisi energi terbarukan,” sebut cucu Sang Proklamator RI Bung Karno.
Selain itu dalam bidang pariwisata, Puan mendorong perluasan akses penerbangan langsung antara Indonesia–Vietnam di mana saat ini sudah ada penerbangan Ho Chi Minh ke Jakarta, dan Bali. Ke depan sedang diusahakan untuk dibuka akses penerbangan rute Jakarta-Hanoi.
“Saya mendukung upaya memperkuat konektivitas dan pengembangan sektor pariwisata kedua negara. Adanya penerbangan langsung saat ini akan juga akan mendorong lalu lintas turis kedua negara,” ungkap Puan.
Dalam pertemuan, kedua pemimpin Parlemen tersebut juga membahas tindak lanjut dari Perjanjian Delimitasi Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Pada tahun 2022 lalu, Indonesia dan Vietnam sepakat untuk menyelesaikan Implementing Arrangement serta proses ratifikasi perjanjian.
Perjanjian Delimitasi Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dinilai sangat penting bagi politik, keamanan, stabilitas dan perekonomian kedua negara. Sebagai pimpinan lembaga legislatif, Puan mendorong agar proses ratifikasi tersebut dapat dipercepat.
“Kesepakatan delimitasi ZEE merupakan juga bukti komitmen kedua negara untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog. Parlemen perlu segera untuk melakukan ratifikasi,” ucapnya.
Lebih jauh, Puan menyebut kerja sama parlemen kedua negara akan mendorong upaya Indonesia dan Vietnam dalam menghadapi kejahatan transnasional seperti peredaran gelap narkotika dan IUU Fishing.
“Selain itu, saya mendorong kedua badan parlemen dapat melakukan perbaikan regulasi di masing-masing negara,” imbuh Puan.
Mantan Menko PMK itu pun mengajak Majelis Nasional Vietmam untuk bersama-sama menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara. Sebab, kata Puan, Parlemen memiliki peran strategis untuk memberikan dukungan politik dan panduan dalam menentukan arah politik luar negeri.
“DPR RI memandang penting diplomasi parlemen baik secara bilateral, regional, dan global. Diplomasi Parlemen akan memperkuat diplomasi antar Pemerintah,” sebutnya.
Adapun kehadiran Vuong Dinh Hue ke Jakarta sekaligus untuk mengikuti Sidang Umum ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44. (Sander)