JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR meminta pemerintah untuk tidak melupakan rakyat Papua yang sedang dilanda kekeringan dan kelaparan. Karena itu dia mendorong pemerintah menyiapkan solusi jangka panjang karena kejadian ini berulang setiap tahun
“Kita tidak boleh melupakan saudara kita di Papua, gotong royong dari seluruh pihak diperlukan untuk membantu saudara-saudara kita yang saat ini menghadapi bencana kelaparan dampak dari cuaca ekstrem,” kata Puan Maharani sebagaimana dilansir dari dpr.go.id.
Puan Maharani meminta pemerintah Indonesia melakukan langkah terpadu mengatasi bencana kelaparan yang rutin terjadi di Papua.
Pada 1982, misalnya, ratusan warga Jayawijaya, Kabupaten Puncak Jaya, juga mengalami bencana kekeringan. Peristiwa ini terulang pada 1984 dan 1986 yang menyebabkan kelaparan dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Kekeringan juga terjadi pada 2022 sebelum terulang lagi tahun ini. Pada 2023, empat orang di Lanny Jaya sudah dinyatakan meninggal akibat kelaparan yang disebabkan kekeringan.
Karena itu, penyelesaian persoalan kelaparan di daerah pegunungan di Papua ini harus dilakukan secara komprehensif.
“Tidak cukup hanya dengan sekedar memberi bantuan, tapi juga antisipasi agar ke depannya bencana kelaparan bisa dihindari. Solusi harus dihadirkan secara terpadu,” ujarnya.
Penyelesaian bencana kelaparan di Papua secara terpadu juga diperlukan mengingat medan geografis yang sulit menyebabkan bantuan susah sampai. Akses yang paling mudah dan cepat adalah dengan menggunakan pesawat.
“Tapi persoalannya sekarang yang ada kan medan dan kondisi keamanan di sana menyebabkan sulitnya distribusi bantuan. Maka harus ada intervensi khusus sehingga masyarakat segera mendapat bantuan,” sebut Perempuan Pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Sebagaimana diketahui, wilayah Papua Tengah saat ini tengah dilanda kelaparan hebat akibat kemarau panjang yang dibarengi dengan cuaca dingin ekstrem hingga membuat daerah tersebut mengalami kekeringan.
Berada di belakang pegunungan Carstensz, Kabupaten Puncak kerap mengalami kekeringan saat musim kemarau.
Akibat bencana kelaparan kali ini, 7.500 warga terdampak bencana kelaparan, khususnya yang berada di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Masyarakat di dua distrik itu akhirnya mengungsi ke distrik-distrik terdekat yang kondisinya sedikit lebih baik.
Suhu rendah di Kabupaten Puncak akibat kemarau panjang menyebabkan kekeringan terjadi sehingga tanaman seperti umbi-umbian tidak bisa tumbuh. Padahal umbi-umbian merupakan makanan pokok masyarakat setempat sehingga saat gagal panen, mereka kesulitan memenuhi kebutuhan pangan. (Sander)