KORANMADURA.COM – Ketua DPP PDI Perjuangan MH Said Abdullah memberikan tanggapannya terkait kehadiran Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka alias Mas Gibran, memenuhi undangan Panitia Kopdarnas PSI.
“Mas Gibran datang di Kopdarnas PSI selaku kepala daerah yang dianggap sukses. Sebagai kader PDI Perjuangan, Mas Gibran sangat tahu fatsun politik,” kata Said.
Hal itu terlihat dalam paparannya saat menyatakan bahwa di PSI banyak kader muda yang gigih dalam politik. “Namun, di saat yang sama, Mas Gibran juga membandingkan bahwa di PDI Perjuangan malah lebih banyak lagi kader muda yang lebih hebat dalam politik,” sambung dia.
Said melihat, di acara tersebut, Mas Gibran lebih banyak memosisikan diri sebagai pihak yang sedang memberikan sharing session, dan apreasiasi karena PSI menjadi bagian dari pendukung kontestasinya pada pilwali di Surakarta.
“Bagi kami itu baik baik saja, artinya kapasitas dan integritas Mas Gibran sebagai kader PDI Perjuangan diakui oleh partai lain. Pada saat yang sama Mas Gibran juga membawa semangat persatuan kepada segenap pihak,” papar Said, lebih lanjut.
Pihaknya memaknai kedatangan Wali Kota Surakarta itu ke berbagai acara partai politik selain PDI Perjuangan sebagai cara kepemimpinan Mas Gibran yang supel, mudah bergaul, dan merangkul banyak pihak.
Menurut dia, model kepemimpinan seperti ditunjukkan Mas Gibran bisa menjadi teladan dan cerminan di masa depan, khususnya dalam menghadapi tantangan yang semakin tidak mudah, serta modal dasar terbanggunnya kerja gotong royong sebagai jiwa penting Pancasila.
Apalagi, sambungnya, pada penyampaiannya di forum tersebut, Mas Gibran juga mengajak anak anak muda untuk tidak alergi politik. Ajakan itu tentu makin baik bagi tumbuhnya demokrasi ke depan.
Dikatakan Said, semakin banyak generasi masa depan yang peduli terhadap politik, tentu akan memberi harapan baik bagi kualitas pemilih dan yang dipilih.
“Peduli sangat berbeda dengan mobilisasi. Mobilisasi sekedar dihadirkan tanpa tahu maksud dan tujuan sebenarnya, mobilisasi cenderung pragmatis. Sedangkan kepedulian mensyaratkan kematangan politik yang berkualitas,” tambahnya.
Hal yang disayangkan Said dalam forum tersebut ialah sikap Panitia Kopdarnas PSI yang menurutya tidak mengerti etika politik. “Mereka sudah sangat paham, bahwa Mas Gibran adalah kader PDI Perjuangan, lantas kenapa Panitia Kopdarnas PSI memakaikan seragam PSI yang nota bene Mas Gibran bukan kader PSI. Hal ini tentu tidak elok,” ucapnya.
“Sekali lagi saya hormat kepada Mas Gibran yang menolak memakai seragam partai lain, sekaligus menghargai Ketum PSI yang justru memakai etika politik, bahwa Mas Gibran adalah kader PDI Perjuangan,” imbuh dia. (*)