JAKARTA, Koranmadura.com – Dukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto hanya menguntungkan Budiman sendiri, tetapi pada saat bersamaan merugikan Prabowo Subianto. Pasalnya, dukungan ini menghadirkan sentimen negatif dari publik terhadap Prabowo Subianto.
Karena itu pula, kubu Prabowo Subianto dinilai telah melakukan langkah yang sangat blunder dengan menarik Budiman Sudjatmiko menjelang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.
Pengamat politik Yunarto Wijaya di Jakarta, Senin 28 Agustus 2023 menjelaskan, dengan mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko kembali mendapat panggung politik, setelah dia kehilangan panggung itu dalam beberapa tahun terakhir di PDI Perjuangan.
Sementara bagi Prabowo Subianto, dukungan ini justru membuat luka lama yaitu kasus penculikan aktivis 1998 dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat kembali terbuka.
Paling tidak pemberitaan media massa dan media sosial paskadukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo lebih banyak menghidupkan kembali kisah kelam Prabowo Subianto.
“Budiman mendapat panggung atau perhatian publik dengan pembahasan kasus 98, sementara Prabowo juga terangkat kembali, termasuk fakta pemberhentiannya dari TNI karena dinilai bersalah oleh Dewan Kehormatan (DKP) ABRI,” kata Yunarto.
Apalagi, dalam berbagai forum kisah penculikan pada 1998, termasuk terhadap dirinya, itu kembali diangkat.
“Budiman mendapatkan panggung tetapi pembicaraan mengenai kasus 98, penculikan aktivis, itu malah menjadi bunyi kembali. Jadi, kalau ditanya siapa yang mendapatkan narasi positif di sini saya kira tidak ada,” ujar Yunarto Wijaya.
Budiman Sudjatmiko sendiri sudah dipecat oleh PDI Perjuangan setelah mendeklarasikan relawan Prabowo Budiman (Prabu) di Semarang, beberapa pekan lalu. Relawan ini adalah organ dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres).